Lolos dari Holocaust, Sembuh dari Covid-19, Kisah Luar Biasa Nenek 97 Tahun
Kompas dunia | 29 Januari 2021, 16:55 WIBLONDON, KOMPAS.TV - Kisah seorang nenek berusia 97 tahun ini sungguh luar biasa. Lily Ebert, nama sang nenek tersebut, bukan saja pernah menjadi penyintas Holocaust, tetapi juga berhasil sembuh dari Covid-19.
Kisah Ebert dicuitkan di Twitter oleh sang cicit yang bernama Dov Forman pada Kamis (21/1/2021) lalu. Dalam cuitan tersebut, Forman menuliskan:
“Nenek buyut saya yang berusia 97 tahun, Lily Ebert BEM - Penyintas Auschwitz, baru saja pulih dari Covid-19. Hari ini untuk pertama kali dia jalan keluar setelah sebulan sembuh secara ajaib.”
Dilansir NBC News, kisah Ebert dimulai sejak Forman dan ayahnya positif Covid-19 pada April 2020 lalu. Ebert tidak pernah ikut tertular dan selalu sehat, setidaknya sampai bulan Desember.
Baca Juga: Satgas Covid-19: GeNose Hanya Berfungsi untuk Screening Bukan Diagnosis
Ebert justru mulai merasa sakit sejak beberapa minggu usai menerima dosis pertama vaksin Covid-19 pada 17 Desember. Ia mengatakan:
"Saya sangat lelah, sangat mengantuk. Saya benar-benar tidak tahu apa yang terjadi, tapi saya merasa sangat terpuruk. Anda tidak bisa berbuat apa-apa. Ini mengerikan," ucap Ebert.
Forman selaku sang cicit menyebut nenek buyutnya itu dinyatakan positif Covid-19 pada Januari dan menghabiskan tiga minggu di rumah untuk memulihkan diri.
Sepanjang waktu itu, lanjut Forman, dokter selalu melakukan kunjungan harian ke rumah mereka di London untuk memastikan Ebert meminum semua obat yang diperlukan.
Forman mengaku keluarganya memang tak ingin Ebert dirawat di rumah sakit. Mereka takut ia tak akan kembali lagi. Dengan dirawat di rumah, seluruh keluarganya bisa tetap melihat Ebert sejak keadaannya kritis, hingga akhirnya pulih.
Pulihnya Ebert, bagi Forman, betapapun ajaibnya itu, bukanlah sesuatu yang mengherankan.
“Kami tahu dia seorang pejuang, dia mampu selamat dari Auschwitz, lalu banyak hal lain dalam hidupnya dan dia tidak pernah menyerah. Dan, seperti yang saya katakan di tweet saya, dia seorang penyintas sejati. Kami tahu dia akan mampu melewatinya. Dia tidak menyerah, dan Puji Tuhan, dia pulih," demikian Forman bersaksi.
Ketika di Auschwitz
Ebert juga sempat menceritakan masa lalunya ketika Auschwitz. Dia tiba ke kamp penyiksaan dengan menaiki transportasi terakhir dari Hongaria pada 9 Juli 1944. Saat itu dia masih remaja.
Empat bulan lamanya Ebert berada di kamp itu. Sehari-hari dia menjadi budak sebuah pabrik. Dan di kamp laknat itu pula Ebert kehilangan ibu, saudara laki-laki, saudara perempuannya, serta sanak familinya yang lain.
“Kurang lebih 100 orang lainnya dari keluarga, bibi, paman, keponakan, semuanya. Mereka dibunuh,” kata Ebert.
Baca Juga: Kesaksian Warga China Usai Lakukan Swab Anal untuk Deteksi Covid-19: 'Tak Sampai 10 Detik'
Terlepas dari semua yang telah Ebert lalui dalam hidupnya, dia menyebut ada semacam perasaan yang sama ketika selamat dari Holocaust dan Covid-19.
"Rasanya luar biasa ketika kamu sanggup berkata untuk semuanya: ‘Saya berhasil’. Saya melewati itu semua dan, ya, di sinilah saya.”
Ebert kembali melanjutkan: "Saya pikir, satu-satunya hal yang dapat Anda lakukan adalah jangan pernah menyerah karena selalu ada harapan."
Sebab selama kamu memiliki harapan, kata Ebert, "semuanya bisa terjadi, jadi jangan pernah putus asa."
Penulis : Ahmad-Zuhad
Sumber : Kompas TV