Kesaksian Warga China Usai Lakukan Swab Anal untuk Deteksi Covid-19: 'Tak Sampai 10 Detik'
Kompas dunia | 29 Januari 2021, 16:08 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - Kebijakan baru China untuk melakukan tes swab melalui lubang dubur mengejutkan warga China. Metode swab anal ini diklaim lebih akurat daripada swab hidung dan tenggorokan.
“Menerapkan tambahan tes swab anal bisa meningkatkan tingkat deteksi penularan dan mengurangi salah diagnosis,” kata Li Tongzeng, Wakil Direktur bidang penyakit menular dan pernapasan You'an Hospital Beijing, dikutip dari abc.net.au.
Para ilmuwan China menyebut, swab anal lebih cocok bagi pengidap Covid-19 tanpa gejala atau pasien Covid-19 yang tak lagi merasakan gejala pernapasan.
Baca Juga: Uji Coba Vaksin Covid-19 Novavax di Inggris Tunjukkan Kemanjuran hingga 89 Persen
Meski begitu, situs Global Times menyebut swab anal sulit digunakan untuk pengetesan massal. Metode swab ini juga hanya digunakan di kota-kota tertentu China, seperti Beijing dan Qingdao.
Target swab metode ini adalah kelompok yang memiliki risiko tinggi, seperti pendatang dari luar negeri.
Kelompok ini harus menjalani 4 tes: swab hidung, swab tenggorokan, tes darah dan air liur, serta swab anal.
“Kamu melepaskan celana, berbaring di tempat tidur, dan kamu dapat merasakan kapas untuk tes masuk ke duburmu dua kali,” tutur seseorang yang baru dites swab anal pada Beijing news.
Orang-orang yang menjalani swab anal mengaku merasa “canggung” dan “malu berkepanjangan”. Mereka juga mengaku tes itu hanya memakan waktu 10 detik untuk tiap swab.
Swab anal sebenarnya pernah dilakukan di Shanghai, China pada awal 2020. Tes itu digunakan untuk mengetes pasien Covid-19 yang hendak keluar dari rumah sakit. Namun, kemudian persyaratan ini dihilangkan.
Baca Juga: Sudah Selesai Karantina di Wuhan, Tim Peneliti WHO Mulai Selidiki Asal-Usul Virus Covid-19
China saat ini sedang menerapkan kebijakan ketat untuk membatasi penularan Covid-19. Pemerintah China menghimbau warganya tak mudik saat Tahun Baru Imlek.
Pemerintah Beijing juga melarang pertemuan massal di kuil dan acara olahraga menjelang Tahun Baru Imlek.
Bioskop dan tempat hiburan lain di China tak boleh terisi lebih dari 75 persen kapasitas.
Langkah tegas ini berjalan meski China mencatat pertambahan kasus terendah selama dua minggu terakhir.
Penulis : Ahmad-Zuhad
Sumber : Kompas TV