Yunani Beli 18 Pesawat Tempur Rafale Prancis Senilai 2,8 Miliar Dollar AS
Kompas dunia | 26 Januari 2021, 04:59 WIBATHENA, KOMPAS.TV - Yunani menandatangani kesepakatan senilai 2,8 miliar Rupiah dengan Prancis untuk membeli 18 pesawat tempur super canggih Rafale. Associated Press hari Senin (25/01/2021) melaporkan, pembelian itu terjadi ditengah meningkatnya ketegangan antara Yunani dan Turki.
Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly menandatangani kesepakatan di Athena, Yunani untuk mengirimkan 12 pesawat bekas pakai dan delapan pesawat baru Rafale yang dibuat oleh pabrikan Dassault Aviation. Pengiriman akan dilakukan selama dua tahun dengan kloter pertama pesawat tempur akan tiba bulan Juli nanti.
Prancis selama ini berpihak kepada Yunani dalam sengketa perbatasan di Laut Aegea dan Mediterania Timur yang membuat dua negara anggota NATO ini, Yunani dan Turki, beberapa kali hampir berperang.
Baca Juga: Prancis Luncurkan Layanan Tagihan Tunjangan Anak
Ketegangan kembali muncul musim panas lalu saat misi eksplorasi Turki di wilayah laut yang disengketakan hampir memicu mobilisasi militer kedua negara.
Yunani dan Turki sepakat untuk memulai kembali perundingan untuk mencari jalan keluar sengketa secara damai.
Diplomat senior dari kedua negara bertemu di Istanbul hari Senin (25/01/2021) untuk memulai kembali pembicaraan yang sudah mandek selama lima tahun.
Baca Juga: Turki Hanya Perlu Empat Hari Untuk Vaksinasi 700,000 Tenaga Kesehatan
Namun, Athena menegaskan akan tetap melanjutkan pembangunan kekuatan militernya menyusul penyusutan kekuatan akibat krisis finansial beberapa tahun terakhir.
Prancis dan Amerika Serikat saat ini sedang berkompetisi menyediakan kapal tempur baru jenis frigat kepada Yunani, sementara pemerintah Yunani baru saja menyetujui kerja sama dengan penyedia alat pertahanan elektronik Israel, Elbit Systems untuk membangun akademi militer khusus pesawat tempur di Yunani Selatan.
"Peningkatan kapabilitas angkatan udara Yunani, melalui pembelian pesawat baru dan pembangunan pusat pendidikan militer sangat penting bagi Yunani untuk menampilkan kekuatan penyeimbang yang kredibel," tutur Michael Tanchum, peneliti senior Institut Kebijakan Keamanan Eropa di Austria kepada Associated Press.
Mulai bulan Mei nanti, masa wajib militer di Yunani akan diperlama dari 9 bulan menjadi 12 bulan agar dapat meningkatkan jumlah tentara aktif yang siap sedia.
Florence Parly yang juga bertemu PM Yunani Kyriakos Mitsotakis mengumumkan Prancis akan menggelar latihan perang dengan Yunani akhir tahun ini, dan akan membawa pesawat tempur Rafale dalam latihan bersama itu.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV