Kapasitas RS Mulai Kritis, Banyak Pasien COVID-19 di Jepang Meninggal di Rumah
Kompas dunia | 15 Januari 2021, 19:20 WIBTOKYO, KOMPAS. TV - Ketika jumlah kasus baru COVID-19 mulai melebihi kapasitas rumah sakit (RS) dan hotel rujukan bagi orang-orang yang mengalami gejala ringan atau asimtomatik, lebih banyak pasien di Jepang meninggal di rumah selain di institusi medis setelah kondisi mereka tiba-tiba memburuk, demikian dilansir Xinhua, Jum'at (15/01/2021)
Menurut data dari Badan Kepolisian Nasional Jepang yang dilansir Xinhua, sedikitnya 122 orang penderita Covid-19 meninggal dunia saat menjalani pemulihan diri di rumah antara Maret hingga Desember tahun lalu.
Sejak Desember, setidaknya tujuh pasien meninggal di rumah di prefektur Tochigi, Kanagawa dan Gunma, serta ibu kota Tokyo, menurut data terbaru dari otoritas setempat.
Baca Juga: Perluas Keadaan Darurat, PM Jepang Minta Maaf
Di antara ketujuh pasien tersebut, seorang kakek berusia 80-an tahun meninggal di rumahnya di Tokyo setelah mengalami penolakan untuk mendapatkan perawatan dari sejumlah rumah sakit, kata pemerintah setempat pada Rabu (13/01/2021).
Kakek itu mengalami demam dan gejala lain pada 8 Januari, sehari setelah dinyatakan positif terkena virus tersebut. Usianya sudah di atas 70 tahun dan menderita kondisi kesehatan bawaan yakni diabetes, sehingga dia seharusnya dirawat di rumah sakit berdasarkan standar perawatan untuk pasien coronavirus di Tokyo.
Keluarganya meminta agar dia dirawat di rumah sakit, tetapi organisasi yang bertanggung jawab tidak dapat menemukan tempat untuk menampungnya, dan dia meninggal pada 11 Januari.
Baca Juga: PM Jepang Umumkan Keadaan Darurat Corona
"Jika pasien dirawat di rumah sakit dengan semestinya, situasi ini tidak akan terjadi," kata pemerintah setempat.
Seorang pria lainnya berusia 60-an tahun dinyatakan positif pada 19 Desember tahun lalu dan menjalani pemulihan diri di rumah karena tidak memiliki kondisi kesehatan bawaan. Kondisinya membaik pada 28 Desember, tetapi keluarganya menemukan pria itu tergeletak di lantai pada hari berikutnya dan dia meninggal di rumah sakit.
Putranya mengatakan kepada media setempat, "Coronavirus lebih menakutkan daripada yang terlihat ... Ada banyak orang yang menjalani pemulihan diri di rumah, dan saya khawatir ke depan akan ada lebih banyak orang yang kondisinya tiba-tiba memburuk seperti ayah saya."
Baca Juga: Jepang Temukan Virus Corona Varian Baru, Berbeda dengan Jenis yang Ditemukan di Inggris
Hingga Rabu, terdapat 8.414 orang di Tokyo yang menjalani pemulihan diri di rumah karena COVID-19, menurut panel ahli di Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang.
Sementara itu, jumlah penduduk di wilayah ibu kota tersebut yang tidak dapat menemukan rumah sakit atau fasilitas lain untuk mendapatkan perawatan setelah dinyatakan positif coronavirus mencapai 6.546 orang pada Rabu, enam kali lipat dari angka pada 13 Desember.
Kazuhiro Tateda, Kepala Asosiasi Penyakit Menular Jepang, memperingatkan bahwa pasien yang tampaknya hanya memiliki gejala ringan bisa tiba-tiba menjadi sakit parah.
Dia menyerukan adanya kerangka kerja untuk memeriksa orang-orang yang terinfeksi secara rutin dan mengirim mereka ke institusi medis untuk dirawat jika kondisi mereka tiba-tiba memburuk. Selesai
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV