WHO: Pandemi di Tahun 2021 Bisa Lebih Buruk Daripada 2020
Kompas dunia | 15 Januari 2021, 04:25 WIBJENEWA, KOMPAS.TV – Pada Rabu (13/1/2021), Kepala keadaan darurat Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/ WHO) Mike Ryan, memperingatkan bahwa tahun kedua pandemi virus corona kemungkinan lebih buruk daripada tahun 2020, setidaknya dalam beberapa bulan pertama.
“Kita akan memasuki tahun kedua saat ini. Tahun kedua bahkan bisa lebih sulit, mengingat dinamika transmisi dan beberapa masalah yang kami lihat,” kata Mike Ryan seperti dikutip dari Reuters.
Ryan menyampaikan hal ini dalam diskusi daring dengan beberapa pejabat WHO lainnya. Ia menyampaikan, 2021 lebih sulit, terutama pada negara-negara yang berada di bumi belahan utara.
Baca Juga: Tim Investigasi WHO untuk Menyelidiki Asal-Mula Covid-19 Sudah Tiba di Wuhan
Tahun 2021 diprediksi lebih sulit dari 2020 karena saat ini telah ditemukan dua virus corona varian baru dari Inggris dan Afrika Selatan. Kedua virus jenis ini terbukti lebih mudah menular. Namun tidak terbukti lebih berbahaya dibandingkan dengan jenis sebelumnya.
Ryan menegaskan penting untuk belajar dari hal-hal yang berhasil dan tidak berhasil di setiap negara untuk memerangi virus itu dari berbagai aspek, yaitu sains, komunikasi publik, pemerintahan. Kita diharapkan dapat menemukan kombinasi terbaik dari semua pembelajaran tersebut.
Ia menyampaikan, pada akhir tahun lalu terjadi pelaporan yang tidak akurat dari data yang menunjukkan penurunan infeksi Covid-19 selama masa liburan, sehingga menimbulkan kesan tenang yang semu selama pandemi. Setelah itu, menurutnya kasus kembali meningkat, dengan tambahan 5 juta infeksi Covid-19 di seluruh dunia dan 85.000 kematian.
Baca Juga: Setelah Satu Tahun, Akhirnya WHO Kunjungi Wuhan Untuk Selidiki Asal Usul Pandemi
“Pastinya di belahan bumi utara, khususnya di Eropa dan Amerika Utara, kami telah melihat badai musim dingin yang sempurna: dingin, orang-orang masuk ke dalam (suatu negara), percampuran sosial yang meningkat dan kombinasi faktor-faktor lain yang telah mendorong peningkatan penularan di banyak negara,” ujar Ryan.
Amerika Serikat memimpin lonjakan kasus Covid-19 dengan menyumbang setengah dari jumlah kasus secara global dan 45 persen dari seluruh kematian akibat virus corona. Eropa masih menyumbang sepertiga infeksi baru, tapi menunjukkan penurunan sebesar 10 persen dari minggu sebelumnya.
Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19 juga memperingatkan, "Setelah liburan, di beberapa negara situasinya akan menjadi jauh lebih buruk sebelum nantinya akan menjadi lebih baik."
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech Resmi Kantongi Persetujuan dari WHO
Di tengah meningkatnya kekhawatiran akan virus corona varian baru yang lebih menular seperti yang terdeteksi di Inggris, pemerintah di seluruh Eropa pada hari Rabu mengumumkan pembatasan virus corona yang lebih ketat dan lebih lama.
Swiss memperketat aturan pembukaan dan penutupan toko, Italia memperpanjang keadaan darurat Covid-19 dan Jerman meminta warganya untuk mengurangi kontak sosial. Semua ini dilakukan dalam upaya pengendalian virus corona.
“Saya khawatir kita akan tetap berada dalam pola puncak dan palung, puncak dan palung, tapi kami dapat melakukannya dengan lebih baik,” kata Van Kerkhove.
Dia juga mengingatkan untuk menjaga jarak fisik. "Semakin jauh, semakin baik. Pastikan Anda menjaga jarak itu dari orang-orang di luar rumah tangga dekat Anda," tambahnya.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV