Kim Jong-un Nyatakan Akan Bina Hubungan Baik dengan Dunia Luar
Kompas dunia | 8 Januari 2021, 14:57 WIBBaca Juga: Ramalan Nostradamus Baru pada 2021, Kim Jong-Un Digulingkan Rakyatnya
Pemerintah Kim telah menindak apa yang disebutnya "praktik non-sosialis yang asing dan tidak sehat".
Bulan lalu, media pemerintah mengatakan parlemen Korea Utara mengesahkan "undang-undang tentang penolakan ideologi dan budaya reaksioner".
Para pengamat mengatakan Korea Utara sedang menjaga kemungkinan penyebaran kapitalisme dan persatuan internal yang lebih longgar di tengah kesulitan ekonomi.
Agen mata-mata Korea Selatan mengatakan Kim mengkhawatirkan Presiden terpilih Joe Biden, yang akan menjabat pada 20 Januari.
Baca Juga: Sempat Ingin Dihancurkan Kim Jong-Un, Kawasan Wisata Ini Bakal Jadi Tempat Rekreasi Internasional
Dia menyebut Kim sebagai "penjahat" dan tidak mungkin mengadakan pertemuan langsung dengannya kecuali Korea Utara mengambil langkah serius menuju denuklirisasi.
Diplomasi Kim-Trump gagal selama pertemuan puncak di Vietnam pada awal 2019 setelah Trump menolak tawaran Kim untuk membongkar kompleks nuklir utamanya, sebuah langkah perlucutan senjata terbatas, dengan imbalan keringanan sanksi yang luas.
Hubungan antara Korea pernah berkembang setelah Kim mengadakan pembicaraan dengan Trump.
Namun Pyongyang menghentikan pertukaran dengan Seoul dan melanjutkan retorika keras terhadapnya setelah KTT kedua Kim dengan Trump di Vietnam pada awal 2019 gagal karena bantahan Trump atas dorongan Kim untuk menghapus sanksi dengan imbalan langkah denuklirisasi terbatas.
Baca Juga: Ziarah ke Makam Ayahnya, Kim Jong-Un Ditemani Kim Yo-Jong
Beberapa pengamat mengatakan Korea Utara frustrasi karena Seoul gagal melepaskan diri dari Washington dan menghidupkan kembali proyek ekonomi bersama yang terhenti akibat sanksi yang dipimpin AS.
Mereka juga berspekulasi bahwa Korea Utara awalnya mengira Korea Selatan akan membantunya memenangkan keringanan sanksi tetapi menjadi kesal setelah Kim pulang dengan tangan kosong dari KTT 2019 dengan Trump.
Para pengamat mengatakan Korea Utara mungkin menghubungi Korea Selatan terlebih dahulu untuk mempromosikan suasana rekonsiliasi sebelum mendorong pembicaraan dengan pemerintahan Biden.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV