> >

Niger Laksanakan Putaran Kedua Pemilihan Presiden Bulan Depan

Kompas dunia | 3 Januari 2021, 03:05 WIB
Bazoum berjalan bersama anggota delegasinya di situs Boudouri untuk pengungsi di luar kota Diffa, Niger (Sumber: Reuters)

 

NIAMEY, KOMPAS TV — Niger akan menggelar pemilihan presiden putaran kedua setelah tidak satupun dari 28 kandidat dalam pemungutan suara 27 Desember itu memenangkan mayoritas, menurut hasil yang dirilis Sabtu oleh KPU seperti dilansir Associated Press Sabtu (01/02 / 2021)

Mantan menteri luar negeri Mohamed Bazoum dari partai yang berkuasa akan berhadapan dengan mantan presiden Mahamane Ousmane pada 21 Februari.

Pada putaran pertama pemilihan, Bazoum menerima 39,3% suara, sementara Ousmane menerima 16,9%, menurut Komisi Pemilihan Independen Nasional.

Seini Oumarou dari Partai Gerakan Nasional untuk Pengembangan Masyarakat berada di urutan ketiga dan Albade Abouba dari Gerakan Patriotik untuk Republik berada di urutan keempat, masing-masing dengan lebih dari 7%.

Baca Juga: Niger Laksanakan Pemilu Pilih Presiden Baru

Negara Afrika Barat itu diharapkan memiliki transisi demokrasi pertama untuk kekuasaan sejak kemerdekaan dari Prancis pada tahun 1960, sementara para jihadis di wilayah tersebut menjadi ancaman yang semakin besar.

Sekitar 7,4 juta warga Nigeria terdaftar untuk memberikan suara dalam pemilihan umum untuk memilih penerus Presiden Mahamadou Issoufou, yang telah menjalani dua masa jabatan dan tidak bisa lagi mencalonkan diri.

Niger telah mengalami empat kudeta sejak kemerdekaan.

Jumlah pemilih untuk putaran pertama sekitar 67,7%, kata komisi pemilihan umum.

Baca Juga: Para Pelajar Korban Penculikan di Nigeria Akhirnya Dibebaskan

Bazoum dari Partai Nigeria untuk Demokrasi dan Sosialisme presiden adalah seorang guru dengan pelatihan.

Dia telah berjanji untuk membangun sekolah asrama bagi anak perempuan untuk mendorong mereka tetap bersekolah lebih lama, yang menurutnya akan membantu mengurangi pernikahan anak di negara dengan banyak kehamilan remaja.

Ousmane terpilih sebagai presiden pada tahun 1993 tetapi digulingkan dalam kudeta pada tahun 1996.

Dalam pemilihan ini ia mendapat dukungan dari pemimpin oposisi populer Hama Amadou, yang pencalonannya ditolak oleh mahkamah konstitusi.

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU