Pemerintah China Berikan Persetujuan Bersyarat Vaksin Covid-19 Buatan Sinopharm
Kompas dunia | 31 Desember 2020, 15:42 WIBSelain vaksinasi darurat yang sedang berlangsung, China berencana untuk mulai memvaksinasi populasi berisiko tinggi, seperti lansia serta orang yang sudah menderita penyakit kronis. Para pejabat China tidak mengatakan berapa persen dari populasi yang akan mereka vaksinasi.
Baca Juga: Uni Emirat Arab: Vaksin Covid-19 Sinopharm 86% Efektif
“Ini berbeda di setiap negara, tetapi pemikiran umumnya adalah harus mencapai 60% untuk melindungi seluruh penduduk,” kata Zeng Yixin, wakil menteri pada Komisi Kesehatan Nasional.
4,5 juta dosis vaksin telah diberikan dalam bingkain penggunaan darurat, termasuk 3 juta dalam dua minggu terakhir, kata Zeng.
Persetujuan otoritas China atas vaksin buatan Sinopharm adalah harapan bagi negara-negara di seluruh dunia yang mungkin tidak memiliki akses ke suntikan Pfizer atau Moderna, yang memiliki persyaratan jaringan rantai distribusi dan penyimpanan suhu super dingin lebih ketat. Vaksin Sinopharm dapat disimpan pada 2 hingga 8 derajat Celcius (36 hingga 46 derajat Fahrenheit), atau suhu pendinginan normal.
Vaksin Sinopharm telah disetujui di Uni Emirat Arab dan Bahrain, dan dijadwalkan untuk digunakan selanjutnya di Maroko.
Baca Juga: BPOM Klaim Keamanan Vaksin Sinovac - LAPORAN KHUSUS
Negara lain juga telah membeli dosis kandidat vaksin China lainnya, yang dibuat oleh Sinovac Biotech. Turki menerima pengiriman minggu ini sebanyak 3 juta dosis. Indonesia dan Brazil semuanya telah membeli vaksin Sinovac.
China sangat ingin mendistribusikan vaksinnya secara global, didorong oleh keinginan untuk memperbaiki kerusakan citranya akibat pandemi yang dimulai setahun lalu di pusat kota Wuhan.
Presiden Xi Jinping telah berjanji untuk menyumbangkan vaksin sebagai barang publik untuk dunia dan China telah bergabung dengan COVAX, sebuah rencana global untuk distribusi dan akses yang setara.
“Kami sangat menantikan vaksin China untuk segera dimasukkan dalam bank vaksin COVAX dan segera mendapatkan prakualifikasi WHO,” kata Shen Bo, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV