Prancis Perpanjang Jam Malam di Beberapa Wilayah, Akui Proses Vaksinasi Berjalan Lambat
Kompas dunia | 30 Desember 2020, 04:35 WIBPARIS, KOMPAS.TV – Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran menyatakan, pemerintah Prancis berencana untuk memperpanjang aturan jam malam di negara tersebut, terutama di wilayah kasus Covid-19 masih tinggi. Beberapa wilayah yang masih terdapat lonjakan kasus Covid-19 adalah di Prancis timur yang dekat dengan perbatasan Jerman, Swiss dan Italia.
Veran yang berbicara di saluran televisi France 2 pada Selasa (29/12/2020), mengesampingkan diberlakukannya lockdown nasional atau lokal dalam beberapa hari mendatang.
"Kami mengesampingkan gagasan lockdown (lagi). Pada tahap ini, kami tidak ingin menerapkan lockdown nasional atau lokal. Namun, kami akan mengusulkan perpanjangan jam malam yang, alih-alih mulai jam 20.00 malam, akan dimulai pada pukul 18.00 di semua wilayah yang membutuhkannya, yaitu di beberapa kota atau wilayah yang tingkat insidennya di atas tingkat kewaspadaan maksimum. Tindakan ini akan diterapkan mulai 2 Januari 2021," ujar Veran.
Baca Juga: Prancis Tutup Perbatasan, Inggris Tak Khawatirkan Kelangkaan Sejumlah Barang
Di wilayah lain, jam malam yang diberlakukan sejak pertengahan Desember akan diberlakukan mulai pukul 20.00 malam sampai jam 06.00 pagi. Selain itu, restoran dan bar akan tetap tutup setidaknya hingga 20 Januari.
Veran juga membenarkan, Prancis termasuk lambat dalam melakukan vaksinasi massal. Hingga kini, hanya beberapa puluh orang yang telah mendapatkan vaksin Covid-19 di negara tersebut sejak hari Minggu lalu. Jumlah ini masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan negara tetangganya, Jerman yang telah memvaksinasi sekitar 18.000 orang.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Prancis Menurun Semenjak Lockdown
"Jerman membuat pilihan dengan mendirikan pusat vaksinasi besar. Kami mencobanya di Prancis pada tahun 2011 dan tidak berhasil. Kami membuat pilihan lain di Prancis, yang saya klaim keras dan jelas, bergantung pada dokter dan praktisi medis untuk memvaksinasi lansia di panti jompo dan tidak meminta mereka berpindah-pindah (untuk mendapatkan vaksin). Jadi dibutuhkan sedikit lebih banyak waktu (untuk memvaksinasi). Saya bertanggung jawab untuk waktu tambahan ini, tetapi inilah saatnya untuk memberikan penjelasan. Kami mengumpulkan persetujuan orang-orang sebelum mereka divaksinasi. Saya pikir itu adalah tanda kepercayaan. "
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Massal Dimulai di Uni Eropa
Veran mengatakan, Prancis memiliki jumlah dosis vaksin yang sama dengan Jerman secara proporsional dengan jumlah populasinya. Kedua negara juga diharapkan akan mendapatkan hasil yang sama.
Namun dia mengakui, pendekatan yang dilakukan Prancis untuk memvaksinasi para manula di panti jompo dan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari mereka atau dari keluarga mereka, telah memperlambat proses vaksinasi massal.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV