> >

Pohon Natal Raksasa Dibangun Di Baghdad Untuk Rayakan Keberagaman

Kompas dunia | 25 Desember 2020, 07:48 WIB
Pohon natal raksasa dibangun di taman Al-Zaura, Baghdad, untuk merayakan keberagaman. (Sumber: Associated Press)

BAGHDAD, KOMPAS.TV - Pohon Natal terbesar di Irak dibangun di taman hiburan ibu kota, Al-Zaura, untuk merayakan Natal dan peringatan tiga tahun kekalahan kelompok ISIS.

Pohon itu, yang awalnya merupakan tradisi Kristen, dipasang untuk merayakan keragaman, karena komunitas Kristen di negara tersebut terus menyusut sejak invasi pimpinan Amerika Serikat (AS) tahun 2003.

 "Ini adalah pohon Natal terbesar yang didirikan di Irak, tetapi karena pandemi virus corona dan situasi ekonomi negara saat ini, jumlah pengunjung di taman Al-Zaura menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," ujar Ali Hassan, petugas taman Al-Zaura.

Baca Juga: Malam Natal di Betlehem Berlangsung Tenang Dalam Lockdown Lokal yang Ketat

Umat Kristen Irak dianggap sebagai salah satu komunitas tertua di negara itu. Mereka telah menjadi sasaran ekstremis Islam dan telah meninggalkan negara itu untuk mendapatkan peluang ekonomi yang lebih baik di negara lain

Teror kelompok ISIS telah menyebabkan pengungsian 90% dari umat Kristen Ortodoks. Selai itu, umat Kristen di Irak dan juga menyusut setelah invasi pimpinan AS. Padahan secara historis, Irak adalah rumah bagi berbagai sekte Kristen seperti Assyria dan Khaldea.

Louis Raphael Sako, kepala Gereja Katolik Khaldea di Baghdad mengatakan, bahwa kembalinya umat Kristen ke Irak tidak hanya tergantung pada pemerintah Irak, tetapi juga pada umat Muslim.

Baca Juga: Paus Fransiskus Gelar Misa Malam Natal dalam Kebaktian yang Nyaris Kosong

"Kembalinya umat Kristen ke Irak tidak hanya tergantung dari pemerintah, tetapi juga umat Muslim. Karena mereka meninggalkan negara ini karena penculikan, pembunuhan, pengkhianatan dan pendudukan harta benda mereka. Sekarang, saya pikir kita harus mengubah pikiran dan budaya, bahwa kita semua adalah warga negara. Jadi kita tidak perlu melihat orang lain sebagai kategori kedua, kita adalah warga negara yang setara," ujar Kardinal Louis Raphael Sako seperti dikutip dari the Associated Press.

Sementara itu, Vatikan mengumumkan bahwa Paus Fransiskus berencana untuk mengunjungi Irak pada Maret tahun depan. Hal ini merupakan sebuah perjalanan berisiko yang tidak dilakukan oleh para pendahulunya.

Baca Juga: Trump Sebut Vaksin Sebagai Keajaiban Natal dalam Pesan Natal Tahun Ini

Paus Fransiskus berharap dapat mengunjungi kota Ur, tempat kelahiran Nabi Ibrahim, ayah dari ketiga agama monoteistik, yaitu Kristen, Islam, dan Yudaisme.

"Kunjungan Paus adalah dukungan besar bagi rakyat Irak, juga untuk rekonsiliasi antara Irak untuk menghentikan perang, konflik dan korupsi serta untuk membangun kembali tanah mereka sendiri," ujar Kardinal Louis Raphael Sako.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU