Cegah Ledakan Covid-19, Korea Selatan Berlakukan Pembatasan Sosial Ketat di Seluruh Negeri
Kompas dunia | 22 Desember 2020, 17:12 WIBSEOUL, KOMPAS TV - Korea Selatan memberlakukan kebijakan lebih ketat dengan melarang warganya berkerumun lebih dari lima orang di seluruh negara. Selain itu pemerintah Korea Selatan menutup berbagai lokasi pariwisata, termasuk resort ski, mulai malam natal nanti, dalam upaya menahan laju penyebaran Covid-19 di negara itu.
Associated Press hari Selasa (22/12/2020) melaporkan, pembatasan itu diumumkan Perdana Menteri Chung Sye-kyun, memperluas kebijakan pembatasan ketat yang diumumkan pemerintah kota Seoul beberapa hari lalu.
Keputusan pemerintah Korea Selatan untuk membatasi kerumunan di tempat umum ini adalah yang paling serius setelah berbulan-bulan seperti berpuas diri.
Perdana Menteri Chung mengatakan pembatasan ketat di seluruh negara itu akan berlaku hingga 3 Januari tahun depan.
Baca Juga: Virus Corona Terus Menanjak di Korea Selatan, Hari ini Bertambah 615 Kasus Baru
Ibukota Seoul menjadi pusat lonjakan penularan baru virus Covid-19 sejak beberapa minggu terakhir sehingga membuat rumah sakit di penjuru Seoul kewalahan di tengah meningkatnya jumlah korban meninggal, yang membuat banyak pihak mempertanyakan kerja pemerintah menangani pandemi di sana.
Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korea Selatan hari Selasa (22/12/2020) melaporkan terjadinya 869 kasus positif baru yang kebanyakan berada di ibukota Seoul, membuat catatan kasus positif Covid-19 Korea Selatan menjadi 51,460 orang.
48 warga meninggal dalam 48 jam terakhir, sehingga menjadi dua hari paling mematikan di negeri itu sejak munculnya pandemi. Angka korban menninggal bisa meningkat karena lembaga itu melaporkan ada 281 orang dalam kondisi serius maupun kritis dari 14,810 kasus positif yang aktif.
Baca Juga: Korea Selatan Perketat Aturan Pembatasan Sosial Mulai Kamis
Kemunculan kembali yang spektakuler virus Covid-19 ini membuat pemerintah Korea Selatan memperketat aturan pembatasan sosial ke tingkat maksimum, tingkat yang selama ini dihindari pembuat kebijakan karena kekuatiran atas dampak ekonomi yang akan timbul akibat pengetatan aturan sosial tersebut.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV