> >

Daftar Negara Uni Eropa yang Larang Penerbangan dari Inggris Makin Panjang

Kompas dunia | 21 Desember 2020, 06:32 WIB
Warga menunggu kereta terakhir di stasiun St Pancras, London untuk menuju Paris, Minggu, 20 Desember 2020. Jutaan orang di Inggris harus membatalkan acara berkumpul pada perayaan Natal dan harus membatalkan belanja libur akhir tahun, karena pemerintah menutup banyak toko demi menekan penyebaran virus corona. (Sumber: Associated Press)

BERLIN. KOMPAS.TV - Daftar negara-negara Uni Eropa yang melarang perjalanan dari Inggris semakin panjang pada Minggu (21/12/2020). Penyebaran virus corona yang masih belum terkendali di Inggris, membuat beberapa negara Uni Eropa menutup pintu kedatangan dari Inggris.

Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Belgia, Austria, Irlandia dan Bulgaria mengumumkan pembatasan perjalanan dari Inggris. Pengumuman ini dibuat hanya beberapa jam setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan bahwa acara pertemuan Natal di Inggris bagian selatan harus dibatalkan, karena penyebaran infeksi yang cepat.

Johnson telah menempatkan wilayah tersebut pada pembatasan tingkat 4 yang ketat, sehingga membuat perayaan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: Khawatirkan Penyebaran Virus Jenis Baru, Sejumlah Negara Uni Eropa Larang Penerbangan Dari Inggris

Prancis melarang semua perjalanan dari Inggris selama 48 jam mulai Minggu tengah malam, termasuk truk yang membawa barang melalui terowongan di bawah Selat Inggris atau dari pelabuhan Dover di pantai selatan Inggris.

Para pejabat Prancis mengatakan, waktu selama 48 jam tersebut merupakan cara untuk mengulur waktu, hingga Prancis menemukan aturan baru tentang bagaimana menghadapi ancaman. Namun penutupan ini membuat kacau rute yang setiap hari dilewati oleh ribuan truk.

Port of Dover pada Minggu (21/12/2020) mencuitkan bahwa terminal feri ditutup untuk semua lalu lintas sampai pemberitahuan lebih lanjut. Kereta penumpang Eurostar dari London ke Paris, Brussel, dan Amsterdam juga dihentikan.

Sedangkan Jerman mengatakan, semua penerbangan yang datang dari Inggris, kecuali penerbangan kargo, tidak diizinkan mendarat mulai Minggu tengah malam. Belum disebutkan berapa lama larangan penerbangan akan berlangsung.

Baca Juga: Italia Susul Inggris Untuk Jumlah Kematian Tertinggi Akibat Virus Corona di Eropa

Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo mengatakan, dia mengeluarkan larangan terbang selama 24 jam mulai Minggu tengah malam sebagai tindakan pencegahan. Menurutnya, ia menerima banyak pertanyaan tentang perubahan ini, namun kejelasan lebih lanjut baru dapat diberikan pada Selasa.

Belanda melarang penerbangan dari Inggris setidaknya selama sisa tahun ini. Irlandia mengeluarkan larangan penerbangan selama 48 jam. Sedangkan Italia mengatakan akan memblokir penerbangan dari Inggris hingga 6 Januari. Selain itu, orang yang berada di Inggris selama 14 hari terakhir, dilarang masuk Italia berdasarkan perintah yang ditandatangani pada Minggu (20/11/2020).

Republik Ceko memberlakukan tindakan karantina yang lebih ketat dari orang-orang yang datang dari Inggris.

Sedangkan dari luar Eropa, Israel mengatakan akan melarang penerbangan dari Inggris, Denmark, dan Afrika Selatan karena di negara-negara itu telah ditemukan mutasi virus corona.

Pemerintah Inggris mengatakan, PM Johnson akan memimpin pertemuan komite krisis pemerintah pada hari Senin, setelah mengetahui adanya tindakan dari negara lain.

Johnson mengatakan Sabtu (19/20/2020), bahwa varian baru virus yang ditemukan di Inggris, bergerak lebih cepat 70% daripada virus sebelumnya. Varian baru virus corona ini diduga sebagai pendorong penyebaran infeksi baru di London dan Inggris selatan.

Namun PM Johnson menekankan, hingga kini  tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa penyakit ini lebih mematikan atau menyebabkan penyakit yang lebih parah. Vaksin juga tetap dipercaya sebagai bentuk pencegahan yang efektif untuk menekan penyebaran virus varian baru ini.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Semakin Meningkat di London, Varian Baru Virus Corona Diduga Menjadi Penyebab

“Yang kami pahami adalah, bahwa virus tersebut telah meningkatkan penularan, dalam hal kemampuannya untuk menyebar,” kata Maria Van Kerkhove, kepala teknis WHO untuk Covid-19.

Ia mengatakan, saat ini tengah dilakukan penelitian untuk lebih memahami seberapa cepat penyebaran virus dan apakah kecepatan penyebaran itu terkait dengan varian virus itu sendiri, atau kombinasi dengan faktor perilaku manusia.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU