> >

Bom Becak Motor Tewaskan 15 Anak Kecil di Ghazni, Afghanistan Timur

Kompas dunia | 19 Desember 2020, 01:31 WIB
Anak-anak Afghanistan bermain dengan pecahan logam sisa penyerangan di Kabul, Afghanistan. Anak-anak Afghanistan terpapar kekerasan, kekejian, dan kematian akibat perang hampir setiap hari (Sumber: AP Photo)

KABUL, KOMPAS TV – Sebuah bom becak motor menewaskan 15 anak kecil dan melukai 20 anak lainnya di distrik Gilan, Afghanistan bagian Timur.

Associated Press Jum'at (18/12/2020) melaporkan, pelaku membawa becak motor berisi dagangan memasuki sebuah desa di distrik Gilan yang langsung dikerubungi anak-anak. Juru bicara propinsi Ghazni, Wahidullah Jumazada mengatakan jumlah korban dapat meningkat.

Hingga saat ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan. Jumazada mengatakan, aparat setempat tengah melaksanakan penyelidikan, kenapa yang disasar adalah anak-anak.

Juru bicara kelompok Taliban Zabihullah Mujahid mengirimkan pesan kepada media dan menyatakan, ledakan disebabkan bahan peledak sisa perang yang banyak  tergeletak di daerah tersebut. Anak-anak itu diduga bermain dan membawa sisa bahan peledak saat pedagang itu datang.

Baca Juga: Pemerintah Afghanistan dan Taliban Sepakat Hukum dan Syariah Islam Menjadi Panduan Perundingan Damai

Mujahid menyatakan jumlah anak yang tewas adalah 12 orang, lebih rendah dari pernyataan propinsi setempat.

Informasi akurat tentang peristiwa ini tidak dapat disimpulkan karena wilayah tersebut berada dalam penguasaan kelompok Taliban dan terlarang bagi wartawan.

Kekerasan di Afghanistan meningkat beberapa bulan terakhir bahkan ketika Taliban dan negosiator pemerintah Afghanistan melaksanakan perundingan damai di Doha, Qatar, berupaya mencapai kesepakatan damai untuk mengakhiri perang beberapa dekade ini

Awal pekan ini, Jenderal AS Mark Milley, Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS bertemu para pemimpin Taliban di Doha, Qatar, untuk membahas aspek militer dari perjanjian AS-Taliban Februari lalu.

Baca Juga: Jurnalis Perempuan Afghanistan Malala Maiwand Tewas Ditembak

Perjanjian yang ditandatangani di Qatar di mana Taliban memiliki kantor politik, dimaksudkan untuk membuka jalan perundingan damai antara kelompok Taliban dan pemerintah Afghanistan.

Perjanjian militer AS dengan kelompok Taliban juga mengatur penarikan pasukan AS dan NATO dari Afghanistan.

Presiden petahana AS Donald Trump telah memerintahkan pengurangan pasukan AS di Afghanistan dari 4.500 menjadi 2.500 tentara pada 15 Januari, hanya beberapa hari sebelum Presiden terpilih Joe Biden dilantik menjadi presiden AS 20 Januari nanti.

Setelah berbicara dengan Taliban, Milley terbang ke Kabul untuk berkonsultasi dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. Milley menekankan kepada kedua belah pihak perlunya segera mengurangi tingkat kekerasan di seluruh negeri.

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU