Joe Biden Resmi Dipastikan Menang Pemilihan Presiden Amerika Serikat
Kompas dunia | 15 Desember 2020, 08:02 WIBWASHINGTON, KOMPAS TV - Electoral College secara resmi memilih Joe Biden pada hari Senin (14/12/2020) sebagai presiden Amerika Serikat berikutnya, memberinya mayoritas elektoral yang solid dengan 306 suara dan mengonfirmasi kemenangannya dalam pemilihan bulan lalu, demikian dilaporkan Associated Press
Pemungutan suara Elektoral negara bagian demi negara bagian semakin penting tahun ini karena penolakan Presiden Donald Trump untuk mengakui bahwa dia telah kalah.
Peningkatan pengamanan terlihat di beberapa negara bagian saat para pemilih atau Elektor bertemu. Para Elektor memberikan surat suara dalam pertemuan itu menggunakan masker, menjaga jarak, dan upaya pencegahan lain.
Hasil suara Elektor negara bagian itu akan dikirim ke Washington dan dihitung dalam sesi bersama Kongres Amerika Serikat pada 6 Januari yang akan dipimpin wakil presiden petahana Mike Pence.
Semua klaim penipuan Trump untuk melawan penghitungan suara tidak didukung fakta kuat apapun, dan hanya memunculkan sedikit ketegangan namun tidak menghasilkan perubahan karena semua suara elektoral yang dialokasikan untuk Biden dan Trump dalam pemungutan suara populer bulan lalu secara resmi diberikan kepada masing-masing kandidat sesuai haknya.
Baca Juga: Biden Serukan Persatuan Nasional, Trump Tetap Kukuh Dalam Upaya Mengubah Hasil Pilpres AS
Biden yang meraih 306 suara elektoral dengan mudah mengalahkan Trump yang meraih 232 suara elektoral. Secara suara pemilih, perolehan Biden jauh diatas Trump dimana Biden meraih 81,2 juta suara pemilih sementara Trump meraih 74,2 juta suara pemilih.
55 suara elektoral California menempatkan Biden di puncak dan memastikannya sebagai pemenang. Negara bagian Vermont, dengan 3 suara, adalah negara bagian pertama yang melaporkan hasil elektorat mereka dengan negara bagian Hawaii, yang memiliki 4 suara elektorat, adalah yang terakhir melaporkan.
"Dalam pertempuran untuk jiwa Amerika ini, demokrasi yang jadi juaranya," kata Biden dalam sambutannya yang disiapkan untuk pidato malam nanti waktu Amerika. “Kami rakyat telah memilih. Keyakinan di lembaga (negara) terus kami genggam. Integritas pemilu kami tetap utuh. Ini saatnya membuka lembaran baru. Ini saatnya untuk pulih."
Biden memperbarui janji kampanyenya untuk menjadi presiden bagi semua orang Amerika, yang memilihnya atau yang tidak, dan mengatakan kerja keras terbentang didepan mata untuk mengatasi Covid-19 dan krisis ekonomi yang mengikutinya.
Baca Juga: Pukulan Telak untuk Trump, Mahkamah Agung Tolak Gugatan Kecurangan untuk Ubah Hasil Pilpres AS
Tetapi tidak ada pengakuan kekalahan dari Gedung Putih, di mana Trump terus membuat tuduhan penipuan yang tidak didukung fakta apapun.
Trump tetap berada di Ruang Oval lama setelah matahari terbenam di Washington kemarin, memanggil sekutu dan sesama kaum partai Republik sambil mengikuti penghitungan Electoral College, seperti dikatakan staf Gedung Putih dan para pembantu kampanyenya kepada Associated Press.
Presiden sering menyelinap ke ruang makan pribadi di luar Ruang Oval untuk menonton di TV, berkeluh kesah mengatakan jaringan televisi berita membuat penghitungan suara elektor menjadi seperti malam setelah pemungutan suara pemilu, sementara mereka tidak memberi Trump waktu siar yang setara.
Trump terlihat makin kecewa dengan ukuran unjuk rasa di seluruh negeri yang bertemakan “Hentikan Pencurian”, termasuk upaya Partai Republik untuk memasukkan daftar pemilih elektoralnya sendiri di setiap negara bagian.
Dalam wawancara Fox News yang direkam akhir pekan lalu, Trump mengatakan bahwa "Saya khawatir negara ini memiliki presiden yang tidak sah, itulah yang saya khawatirkan. Seorang presiden yang kalah, dan kalah telak. "
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV