Amerika Serikat Hukum Turki Karena Beli Rudal S-400 Rusia
Kompas dunia | 15 Desember 2020, 05:00 WIBBaca Juga: Tentara Turki Tembakkan Rudal ke Aliansi Jihadis Suriah
Turki lebih lanjut meminta AS untuk "membalik keputusan buruk ini secepatnya," sambil menambahkan bahwa Ankara siap dengan dialog dan diplomasi.
Hukuman AS ini menargetkan jajaran pemimpin Industri Pertahanan Turki, badan yang bertugas melakukan pembelian senjata, pemimpinnya Ismail Demir, serta tiga pejabat senior lainnya.
Hukuman ini membekukan aset dan harta empat pejabat Turki itu yang berada di dalam yurisdiksi AS, serta melarang mereka untuk datang ke AS. Hukuman itu juga termasuk pembatalan lisensi ekspor, kredit dan pinjaman kepada lembaga tersebut.
Pemerintahan AS berbulan-bulan menahan diri dari penerapan hukuman selain program pesawat tempur, sebagian karena ingin memberi waktu bagi pejabat Turki agar bisa mempertimbangkan kembali, dan sebagian diduga karena hubungan pribadi yang baik presiden Trump dengan presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Baca Juga: Erdogan Akhirnya Ucapkan Selamat Atas Kemenangan Biden
Terlepas dari itu, berbulan kebelakang Turki tetap melanjutkan uji coba sistem rudal S-400 yang memunculkan kritik dari Kongres AS dan pihak lain yang menuntut penerapan sanksi berdasarkan CAATSA atau Countering America's Adversaries Through Sanctions Act, yang memandatkan hukuman atas transaksi yang dianggap melanggar kepentingan AS.
Hukuman ini dijatuhkan hanya beberapa minggu sebelum Joe Biden diambil sumpahnya menjadi presiden Amerika Serikat, sehingga potensial memunculkan dilema bagi pemerintahan AS selanjutnya walau telah muncul sinyal bahwa pemerintahan yang akan datang menentang penggunaan rudal S-400 oleh Turki serta perpecahan dalam NATO sebagai akibatnya.
Chris Ford, salah seorang pejabat paling senior di bidang pengendalian senjata kementerian luar negeri Amerika Serikat dikutip Associated Press mengatakan,"Kami sangat menyesal hal ini sampai diperlukan,"
Baca Juga: Mampir Istanbul, Bukannya Temui Pejabat Negara, Pompeo Justru Temui Pemimpin Kristen Ortodoks
Matthew Palmer, pejabat senior Kemenlu AS Biro Eropa menjelaskan,"Menerapkan hukuman bagi sekutu NATO bukanlah sesuatu yang kita anggap enteng,"
Bulan lalu, Menteri Pertahanan Turkey Hulusi Akar mengatakan, Turki siap berdiskusi dengan AS atas kegelisahan tentang interoperabilitas atau kecocokan S-400 dengan F-35. AS menanggapi adem ajakan itu dan Pompeo tidak lama setelah pernyataan itu datang ke Istanbul namun tidak bertemu dengan pejabat pemerintah Turki.
Turki menguji sistem rudal pertahanan udara S-400 untuk pertama kalinya bulan Oktober lalu, yang kontan langsung mendatangkan kecaman dari Pentagon.
Ankara mengatakan, mereka terpaksa membeli sistem senjata Rusia itu karena AS menolak untuk menjual sistem rudal Patriotnya. Pemerintah Turki juga menyoroti standar ganda, dimana anggota NATO lain, yaitu Yunani, juga memiliki sistem rudal buatan Rusia.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV