Vaksinasi Massal Terbesar dalam Sejarah AS Dimulai, Pekerja Kesehatan Jadi Prioritas
Kompas dunia | 15 Desember 2020, 03:47 WIB“Ini seperti lari maraton, orang-orang sudah lelah. Namun kami juga menyadari bahwa akhir sudah di depan mata, ”kata Dr. Chris Dale dari Swedish Health Services di Seattle.
“Ini adalah cahaya di ujung terowongan. Tapi terowongan ini masih panjang," kata Gubernur New York Andrew Cuomo.
Tantangan yang dihadapi AS saat ini adalah untuk segera memberikan vaksin kepada jutaan orang, tidak hanya dokter dan perawat, tapi juga kelompok beresiko lainnya seperti petugas kebersihan dan pembuat makanan untuk rumah sakit. Kemudian setelah memberikan dosis pertama, tiga minggu kemudian, mereka masih harus memberikan vaksin dosis kedua.
“Kami berada di tengah lonjakan virus corona, dan saat ini merupakan libur akhir tahun. Petugas kesehatan kami telah bekerja dengan kecepatan yang luar biasa untuk menghadapi tantangan-tantangan ini,” kata Sue Mashni, kepala petugas farmasi di Sistem Kesehatan Mount Sinai di New York City.
Vaksin ini dapat menyebabkan demam, kelelahan dan rasa nyeri sementara untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Hal ini membuat rumah sakit harus bersiap jika karyawannya mengalami kondisi tersebut setelah vaksinasi.
Meskipun vaksin ini telah menyelesaikan uji coba yang melibatkan hampir 44.000 orang, namun masih ada pertanyaan tambahan yang tersisa. Misalnya belum diketahui, apakah vaksin ini dapat menghentikan penyebaran virus pada orang-orang tanpa gejala. Padahal orang tanpa gejala merupakan penyumbang setengah dari keseluruhan jumlah kasus Covid-19.
Vaksin ini juga masih dalam tahap dipelajari, untuk penggunaan pada anak-anak dan ibu hamil. Namun American College of Obstetricians and Gynecologists pada Minggu (13/12/2020) menyatakan, bahwa vaksin tidak boleh ditahan untuk diberikan pada wanita hamil yang dinyatakan memenuhi syarat.
Baca Juga: Donald Trump dan Pejabat Senior Pemerintah AS Akan Menjadi yang Pertama Menerima Vaksin Covid-19
Selain itu, regulator di Inggris sedang menyelidiki beberapa reaksi alergi yang parah. FDA menginstruksikan penyedia untuk tidak memberikan vaksin kepada mereka yang diketahui memiliki riwayat reaksi alergi parah terhadap salah satu bahan pembuat vaksin.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV