AS Resmi Salahkan Iran Atas Penculikan dan Kematian Eks Agen FBI
Kompas dunia | 15 Desember 2020, 00:21 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV – Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah petahana presiden Donald Trump untuk pertama kali menyalahkan Iran secara resmi atas penculikan pensiunan agen FBI Robert Levinson yang diduga telah tewas. Dilansir dari Associated Press, Senin (14/12), AS meyakini dua pejabat intelijen Iran bertanggung jawab atas kasus penculikan Levinson.
Levinson dilaporkan menghilang di Iran dalam situasi misterius lebih dari satu dekade silam. Meski para diplomat dan penyelidik AS telah lama mengatakan bahwa mereka menduga Levinson ditangkap agen pemerintah Iran, pernyataan pemerintah AS pada Senin (14/12) pada minggu-minggu terakhir masa jabatan pemerintahan Trump merupakan pernyataan paling pasti terkini.
Selain menyebutkan nama dua pejabat intelijen berpangkat tinggi Iran sebagai pihak yang bertanggung jawab atas menghilangnya Levinson, pemerintah AS juga menuding rezim Iran telah menyetujui plot penculikan Levinson dan berbohong selama bertahun-tahun melalui kampanye misinformasi untuk menutupi peran mereka dalam keterlibatan menghilangnya Levinson.
Baca Juga: Iran Hukum Mati Wartawan di Tiang Gantungan
Pernyataan pemerintah AS tersebut diumumkan 9 bulan setelah pejabat AS mengungkapkan bahwa mereka berkesimpulan Levinson kemungkinan telah tewas beberapa waktu lalu. Kendati begitu, pemerintah AS tidak menyebutkan kapan persisnya informasi yang berujung pada kesimpulan tewasnya Levinson mereka terima.
Meski mengatakan bahwa seluruh bukti yang mereka terima telah menunjukkan ke arah Levinson telah tewas selama berada dalam penahanan Iran, para pejabat AS tidak menyebutkan keterangan tambahan apapun, termasuk bagaimana mereka bisa mengidentifikasi keterlibatan dua pejabat intelijen Iran dalam kasus menghilangnya Levinson.
Baca Juga: Iran Hukum Penjara 9 Tahun Peneliti Inggris Berdarah Iran
Kini, sebulan sebelum Trump turun dari jabatannya, para pejabat AS menyatakan bahwa aksi mereka tidak didasari kepentingan politis apapun, melainkan murni karena mereka telah mengumpulkan cukup informasi untuk menuding secara resmi bahwa pihak Iran bertanggung jawab atas kasus menghilangnya Levinson. AS juga menyatakan tidak akan membuat perjanjian apapun dengan Iran tanpa kesepakatan pembebasan sejumlah warga negara AS yang berada dalam tahanan penjara Iran.
Levinson menghilang pada 9 Maret 2007, saat ia dijadwalkan bertemu dengan seorang sumber di Pulau Kish di Iran. Selama bertahun-tahun, pejabat AS hanya menyatakan bahwa Levinson bekerja secara independen dalam penyelidikan pribadi. Namun, penyelidikan Associated Press di tahun 2013 mengungkapkan bahwa Levinson telah ditugaskan dalam sebuah misi oleh sejumlah analis CIA yang tidak memiliki kapasitas untuk melakukan penugasan misi.
Keluarga Levinson menerima sebuah rekaman video di akhir tahun 2010 dan sejumlah foto pada tahun 2011 sebagai bukti bahwa Levinson masih hidup pada waktu itu. Dalam rekaman video dan foto-foto tersebut, Levinson yang kelihatan tak terurus dengan jenggot panjang, tampak mengenakan seragam penjara berwarna oranye seperti yang dikenakan para tahanan di penjara Guantanamo. Meskipun menerima video dan sejumlah foto, keberadaan dan nasib Levinson tidak diketahui. Pemerintah Iran juga terus-menerus menyangkal memiliki informasi tentang Levinson.
Baca Juga: Unjuk Kekuatan, Amerika Serikat Kirim Pesawat Bomber ke Iran
Awal tahun 2020, seorang hakim federal di Washington, AS dengan tegas menyatakan bahwa Iran bertanggung jawab atas penyanderaan dan penyiksaan yang dialami Levinson.
Pada November 2019, pemerintah Iran secara tak terduga menjawab pertanyaan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa kasus Levinson merupakan ‘kasus terbuka’ di Pengadilan Revolusioner Iran. Hal ini sempat menimbulkan secercah harapan bagi keluarga Levinson akan kemungkinan Levinson masih hidup. Namun, Iran kemudian mengklarifikasi bahwa ‘kasus terbuka’ tersebut hanya dimaksudkan bagi penyelidikan atas menghilangnya Levinson.
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV