Jerman Memperketat Aturan Pembatasan Sosial Selama Libur Akhir Tahun
Kompas dunia | 14 Desember 2020, 07:25 WIBBERLIN, KOMPAS.TV – Kanselir Jerman Angela Merkel meningkatkan langkah-langkah pembatasan sosial di negara tersebut, untuk menghentikan kenaikan kasus Covid-19 yang terus terjadi di negara tersebut. Merkel mengumumkan aturan pembatasan sosial baru pada Minggu (13/12/2020), sedangkan peraturan akan mulai berlaku pada Rabu (16/12/2020) hingga 10 Januari mendatang.
"Kami dipaksa untuk bertindak dan kami bertindak," kata Merkel seperti dikutip dari the Associated Press, Minggu (13/12/2020). Ia mengatakan, aturan pembatasan sebelumnya yang mulai diberlakukan pada November dianggap gagal mengurangi jumlah infeksi baru secara signifikan.
Rata-rata penambahan kasus baru di Jerman meningkat selama dua minggu terakhir dari 21,23 kasus baru per 100.000 orang pada 28 November, menjadi 26 kasus baru per 100.000 orang pada 12 Desember.
Baca Juga: Gelombang Kedua Covid-19 di Jerman Diperkirakan akan Lebih Buruk dari yang Pertama
Dalam aturan pembatasan sosial yang baru, sebagian besar toko akan ditutup dan diberlakukan pembatasan ketat pada kontak antar warga. Tidak ada nyanyian di gereja, namun layanan keagamaan akan diizinkan, asalkan aturan jarak minimum diberlakukan dan jemaat mengenakan masker.
Mulai Rabu, sekolah di seluruh Jerman akan ditutup atau beralih ke home schooling, sebagian besar toko non-makanan akan ditutup. Restoran masih diperbolehkan buka dengan makanan yang dibawa pulang. Tetapi makan atau minum tidak dapat dilakukan di lokasi restoran.
Jumlah orang yang diizinkan untuk berkumpul di dalam ruangan akan dibatasi menjadi maksimal lima orang, namun anak-anak di bawah 14 tahun tidak termasuk dalam hitungan.
Staf di panti jompo akan diminta untuk melakukan tes Covid-19 beberapa kali seminggu dan pengunjung ke panti jompo harus memberikan hasil tes negatif sebelum mereka bertemu kerabat di panti jompo.
Penjualan kembang api yang sering digunakan untuk merayakan Tahun Baru juga akan dilarang, begitu pula pertemuan di luar ruangan pada Malam Tahun Baru.
Gubernur Bayern, Markus Soeder, mengatakan larangan penggunaan kembang api mengikuti permohonan dari rumah sakit. Rumah sakit di Jerman menyatakan mereka tidak akan dapat menangani sejumlah besar luka serius, yang setiap tahun terjadi akibat bahan peledak dalam kembang api yang digunakan secara salah.
“Kita perlu berhati-hati agar Jerman tidak menjadi anak bermasalah di Eropa,” ujar Soeder.
Baca Juga: Jerman Tembus 1 juta Kasus Pasien Positif Corona
Jerman telah mencetak rekor baru dalam jumlah kasus dan kematian yang dikonfirmasi dalam beberapa pekan terakhir. Secara keseluruhan telah terjadi sekitar 22.000 kematian akibat virus corona di Jerman. Namun demikian, jumlah itu hanya sepertiga dari Italia dan Inggris yang selama ini menjadi negara dengan kasus kematian tertinggi di Eropa.
Menteri Keuangan Olaf Scholz mengatakan pemerintah akan memberikan dukungan keuangan lebih lanjut untuk bisnis yang terkena dampak penutupan. Kantor berita Jerman melaporkan bahwa jumlah bantuan keuangan bertambah menjadi 11,2 miliar euro.
Federasi Rumah Sakit Jerman menyambut baik langkah-langkah baru itu. Namun mereka menyebut, masih sulit dipahami mengapa badan pengawas obat di Eropa belum menyetujui penggunaan vaksin virus corona. Sedangkan Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat telah menyetujui vaksin Pfizer-BioNTech, dan Inggris telah memulai vaksinasi massal minggu lalu.
Rumah sakit di wilayah timur yang terpukul parah di sekitar Dresden, telah mengimbau warga untuk mematuhi jarak sosial dan memakai masker. Mereka mengkhawatirkan rumah sakit di Jerman akan mencapai kapasitas maksimal dalam beberapa waktu mendatang.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV