Keberadaan Presiden Aljazair Yang Tengah Menjalani Perawatan Covid-19 Masih Misteri
Kompas dunia | 12 Desember 2020, 21:19 WIBALGIERS, KOMPAS.TV – Hari Sabtu (12/12) menandai tepat setahun masa pemerintahan Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune. Namun, keberadaan pemimpin Aljazair yang sempat dievakuasi ke Jerman lebih dari 6 pekan lalu untuk perawatan Covid-19 ini, hingga kini masih belum jelas.
Dilansir dari Associated Press, Sabtu (12/12), kantor kepresidenan Aljazair mengeluarkan pernyataan pada 30 November lalu bahwa Tebboune telah pergi dari fasilitas medis khusus dan kini tengah melanjutkan masa pemulihan. Ia juga disebutkan akan kembali pulang dalam beberapa hari ke depan.
Baca Juga: 22 WNI Pekerja Migran Dipulangkan dari Aljazair
Pernyataan itu kian menambah misteri yang berkembang seputar keberadaan dan kondisi kesehatan pemimpin negara berusia 75 tahun itu. Klinik tempat ia sempat menjalani perawatan pun tetap dirahasiakan.
Absennya kepala negara yang juga merangkap sebagai kepala pertahanan negara ini mengingatkan pada pendahulunya, Abdelaziz Bouteflika, yang juga sempat lama menghilang untuk perawatan di Prancis pasca serangan stroke di tahun 2013. Bouteflika juga dilaporkan sempat melakukan sejumlah pemeriksaan medis di Swiss, dan minimnya informasi tentang keberadaan dan kondisi kesehatannya memicu banyak spekulasi.
Baca Juga: Warga Sambut Mundurnya Presiden Aljazair Bouteflika
Meski jarang tampil di depan publik, Bouteflika tetap berkuasa. Tahun lalu, ia terpaksa membatalkan upayanya mencalonkan diri sebagai pemimpin negara untuk masa jabatan kelima sebelum dilengserkan akibat tekanan protes rakyat dan tentara.
Baca Juga: Bouteflika Mundur setelah 20 Tahun Memerintah Aljazair
Sementara, Tebboune dilaporkan meninggalkan Aljazair untuk berobat ke Jerman pada 28 Oktober.
“Saya sungguh berharap ia akan memberi kejutan dengan pulang hari ini untuk merayakan masa setahun kepemimpinannya. Ini waktu yang ideal,” ujar Hassiba Aoudia, seorang pensiunan guru Prancis. Saat Tebboune mencalonkan diri sebagai kandidat presiden, Aoudia merupakan salah satu anggota kelompok pendukungnya.
Selama ketiadaan Tebboune, Perdana Menteri Abdelaziz Djerad menggantikan tugasnya dan berjuang di tengah kesulitan ekonomi akibat pandemi dan beragam masalah lainnya.
Baca Juga: Ketua DPR RI Puan Maharani Resmikan Monumen Soekarno Di Aljazair
Guru besar hukum tata negara Fatiha Benabou mengatakan, tidak ada batas waktu bagi kepergian Tebboune.
“Pihak berwenang memiliki kebebasan manuver yang besar,” katanya. “Tapi di tingkat politik, absennya seorang presiden, yang memiliki kekuatan esensial, jelas menjadi masalah.”
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV