Alami Obesitas, Mantan Juru Bicara Osama Bin Laden Dibebaskan dari Penjara dan Kembali ke Inggris
Kompas dunia | 11 Desember 2020, 17:39 WIBLONDON, KOMPAS.TV - Adel Abdel-Bary, teroris yang juga mantan juru bicara pemimpin Al-Qaeda, Osama Bin Laden akhirnya dibebaskan dan kembali ke Inggris.
Pria yang sebelumnya berada di penjara New Jersey, Amerika Serikat (AS) tersebut dibebaskan setelah mengungkapkan jiwanya terancam Covid-19.
Seperti dilansir dari Mirror, ketakutan itu dikarenakan dia mengalami obesitas dan juga ashma, sehingga berpeluang terjangkit Covid-19 dan bisa menyebabkan kematian.
Baca Juga: Di Penghujung Kekuasaannya, Donald Trump Perintahkan Sejumlah Hukuman Mati
Apalagi, saat ini penderita Covid-19 di AS menjadi yang tertinggi di seluruh dunia.
Abdel-Bary yang kini berusia 60 tahun memiliki berat 104 kilogram akhirnya mendapat pengampunan dan dibebaskan dari penjara New Jersey.
Abdel-Bary selama ini dikenal sebagai juru bicara pemimpin Al-Qaeda, Osama Bin Laden dan membantunya membunuh 200 orang tak bersalah di Kedutaan Besar AS di Tanzania dan Kenya.
Baca Juga: Visa dan Mastercard Berhenti Layani Pembayaran Untuk Situs Pornhub
Abdel-Bart, yang merupakan ekstrimis kelahiran Mesir dikabarkan telah pulang ke Inggris, Kamis (10/12/2020).
Inggris sendiri tak bisa menolak kedatangan Abdel-Bary karena suakanya di sana diterima pada 1997.
Seperti dilaporkan The Telegraph, Mantan Perdana Menteri Inggris, David Cameron telah mengadakan perjanjian dengan AS untuk menerima Abdel-Bary kembali ke Inggris setelah dibebaskan.
Baca Juga: Turun! Emisi Gas Karbon CO2 Dunia Selama Pandemi Covid-19 Tahun Ini
“Keputusan dia kembali, membuat Menteri Dalam Negeri (Priti Patel) pusing,” ujar sumber dari Kementerian Dalam Negeri Inggris kepada The Sun.
“Dia bermaksud membersihkan negara dari ancaman, tapi teroris terkenal malah dibuang tepat di depan pintu rumahnya,” lanjut sang sumber.
Sumber tersebut mengungkapkan Abdel-Bary kemungkinan akan diberikan pemantauan keamanan untuk keselamatannya, yang merugikan pembaayar pajak.
Keluarga korban bom di Kedutaan Besar AS di Afrika, Edith Bartley, mengutuk bebasnya Abdel-Bary.
Baca Juga: Taipan Media Hong Kong Didakwa Langgar UU Keamanan Nasional, Terancam Hukuman Penjara Sumur Hidup
“Hana menjalani masa hukuman tak berarti dia telah direhabilitasi. Tak berarti inti berpikir mereka berubah. Orang ini masih bisa menyakiti orang lain di dunia,” ujar Bartley yang kehilangan ayah dan adiknya.
Abdel-Bary kabur dari Mesir pada 1991 dan setahun setelah mendapat suaka di Inggris dia terlibat dalam dua serangan bom truk yang dilakukan Al-Qaeda di kedutaan besar Kenya dan Tanzania pada 1998.
Serangan bom tersebut membuat 224 orang kehilangan nyawa. Jaksa penuntut mengungkapkan dia merupakan anggota senior dalam kelompok teroris itu dan menegaskan bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV