Dianggap Kalah dari Azerbaijan, PM Armenia Nikol Pashinyan Dituntut Mundur
Kompas dunia | 6 Desember 2020, 14:21 WIBYEREVAN, KOMPAS.TV - Puluhan ribu warga Armenia berunjuk rasa meminta Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan mundur.
Unjuk rasa itu terjadi di Ibu Kota Yerevan, Sabtu (5/12/2020) waktu setempat.
Pashinyan diminta mundur karena dianggap kalah dari Azerbaijan setelah menyetujui perjanjian gencatan senjata terkait Nagorno-Karabakh.
Baca Juga: Rezim Kim Jong-Un Tembak Mati Warga Korea Utara di Depan Publik, Ini Alasannya
Setelah pertempuran selama 6 pekan antara Armenia dan Azerbaijan akhirnya gencatan senjata terjadi 10 November lalu.
Pada gencatan senjata yang ditengahi oleh Rusia itu, Azerbaijan mendapatkan sejumlah wilayah yang sebelumnya diduduki Armenia.
Seperti dikutip dari Fox 13, partai oposisi Armenia memperingatkan Pashinyan akan adanya pembangkangan sipil di seluruh negeri jika dia tidak mengundurkan diri, Selasa (8/12/2020).
Baca Juga: Kapsul Luar Angkasa Jepang Bawa Pulang Batu Alien, Ini Yang Bisa Dipelajari
Sekitar 20.000 orang yang berunjuk rasa di Yerevan, meneriakkan hujatan kepada pemimpin pemerintahan berusia 45 tahun itu.
“Nikol, Anda pengkhianat! Pergilah Nikol,” teriak mereka di depan kantor Perdana Menteri.
Pashinyan sendiri dikabarkan menolak untuk untuk mundur dari jabatan yang sah diembannya sejak 2018 lalu.
Menurut Pashinyan, meski kesepakatan tersebut menyakitkan untuk masyarakat Armenia, namun hal itu harus dilakukan.
Baca Juga: Uni Eropa Kutuk Pembunuhan Pemuda Palestina oleh Tentara Israel
Menurutnya dengan begitu bisa menghentikan Azerbaijan dari mencaplok lebih banyak wilayah Nagorno-Karabakh.
Wilayah Nagorno-Karabakh memang menjadi daerah sengketa bagi Azerbaijan dan Armenia sejak memisahkan diri dari Uni Sovyet.
Meski berada di wilayah Azerbaijan, Nagorno-Karabakh sebagian besar ditempati oleh etnis Armenia.
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV