Meski Belum Lulus Uji Lanjutan, Moskow Mulai Suntik Warganya dengan Vaksin Sputnik V
Kompas dunia | 6 Desember 2020, 00:05 WIBVaksin gratis ini ditawarkan pada warga Rusia yang berusia 18 – 60 tahun yang tidak menderita penyakit kronis dan tidak sedang hamil atau menyusui.
Vaksin berdosis 88 mililiter ini dikembangkan oleh Institut Gamaleya yang berbasis di Moskow. Studi lanjutan yang diterapkan pada 40.000 relawan telah diumumkan dua minggu setelah pemerintah memberikan persetujuan vaksin yang pengembangannya masih terus berlangsung hingga kini itu.
Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Pesan Vaksin Covid-19 Dalam Skala Besar
Bulan lalu, para peneliti vaksin mengatakan, analisa sementara dari data percobaan menunjukkan bahwa vaksin Sputnik V 91,4% efektif. Kesimpulan ini didasarkan pada angka infeksi sejumlah 39 kasus pada 18.794 peserta penelitian yang telah menerima dosis vaksin dan obat kosong. Angka tersebut jauh di bawah angka infeksi yang digunakan para pembuat obat barat saat menilai keefektifan vaksin mereka. Dua vaksin lain rancangan Rusia juga masih berada dalam tahap pengujian.
Pada Rabu, Inggris menjadi negara barat pertama yang mengesahkan penggunaan vaksin melawan Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Pfizer asal Amerika Serikat (AS) dan BioNTech asal Jerman.
Baca Juga: Inggris Jadi Negara Pertama yang Sahkan Vaksin Covid-19 Teruji
Di musim gugur ini, Rusia kembali mengalami kebangkitan Covid-19 yang ditandai dengan lonjakan kasus infeksi baru yang melampaui jumlah awal kasus infeksi di awal pandemi. Namun, pemerintah Rusia masih menahan diri untuk menerapkan lockdown ketat yang sempat diberlakukan pada musim semi lalu.
Pada Sabtu, Rusia melaporkan adanya rekor baru infeksi harian di angka 28.782, termasuk sejumlah 7.993 kasus infeksi di Moskow. Sejak awal pandemi, satuan tugas pemerintah Rusia telah mencatat total 42.684 kematian terkait Covid-19.
Dengan jumlah total kasus Covid-19 sebanyak lebih dari 2,4 juta kasus yang terkonfirmasi, Rusia menempati peringkat ke-4 kasus Covid-19 terbanyak setelah AS, India dan Brasil.
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV