Di Kashmir, Wilayah Konflik Bersenjata, Manusia Tak Cuma Berseteru dengan Sesamanya
Kompas dunia | 1 Desember 2020, 22:49 WIB“Waktu itu, saya sudah menyelesaikan pekerjaan rumah. Saatnya pergi berladang. Saat saya berjalan keluar, saya melihat sesuatu yang aneh,” kisah Zamrooda, yang mengalami serangan macan tutul di desanya di Srinagar tahun 2009 silam. “Ia (macan tutul) lalu menerkam saya, mencabik-cabik pakaian saya hingga saya berdarah dan tak dapat bergerak.”
Namun, instingnya sebagai seorang ibu rupanya mengalahkan ketakutannya. “Mendadak, saya ingat anak saya ada di luar. Saya berjuang agar bisa lepas dari si macan tutul dan lari mengejar anak saya. Tapi ia (si macan tutul) lebih cepat. Ia menerkam anak saya! Saya segera meraih ranting pohon terdekat dan memukul mulut si macan tutul itu, dan menarik anak saya dari mulutnya,” Zamrooda menceritakan pengalamannya yang menegangkan saat menyelamatkan putranya yang ketika itu berumur 4 tahun.
Kini, tiap kali keluar rumah, terutama di malam hari, warga Kashmir membekali diri mereka dengan membawa senjata apapun untuk melindungi diri dari kemungkinan serangan binatang buas.
Habitat Binatang Buas Kian Terdesak
Terletak dikelilingi puncak pegunungan dan dataran tinggi, wilayah Kashmir menjadi saksi bisu akan perubahan cepat yang terjadi di sana: hamparan sawah yang luas telah berganti menjadi perkebunan apel dan pemukiman baru bermunculan di area lembah dan hutan. Penggundulan hutan dan perubahan iklim juga menambah kesengsaraan, membuat habitat binatang buas kian menyempit.
Baca Juga: Seekor Jaguar Yang Selamat Dari Kebakaran Brasil dikembalikan Ke Habitatnya
Sebagai akibatnya, binatang buas menyambangi pemukiman manusia untuk mencari makanan dan tempat berlindung.
“Binatang pun menyesuaikan diri dengan perubahan ini,” ujar Rashid Naqash, kepala penjaga satwa liar di Kashmir. “Dan menariknya, mereka kini dapat mencari makanan dan tempat tinggal dengan mudah di perkebunan buah-buahan dan hutan di kaki bukit tempat manusia bermukim.”
Sebelumnya, terang Naqash, beruang hitam biasanya akan berhibernasi selama musim dingin. “Tapi sekarang, mereka aktif bahkan selama musim dingin yang keras dan berkeliaran mencari mangsa sepanjang tahun.”
Baca Juga: Petugas Kebun Binatang Tewas Diserang Beruang di Shanghai
Konflik antara manusia dan binatang buas ini juga meningkat lantaran populasi binatang buas meningkat seiring nyaris terhentinya perburuan terhadap binatang buas akibat situasi keamanan yang mencekam dengan kehadiran tentara India di kawasan hutan. Beruang kini juga memiliki akses mudah ke makanan dari limbah dapur tentara yang tinggal di dalam hutan.
Yang menyedihkan, habitat binatang di dalam hutan pegunungan kini juga terpecah-pecah dengan kehadiran pagar kawat berduri sepanjang ribuan kilometer, juga patroli puluhan ribu tentara India.
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV