Presiden Turki Umumkan Lockdown Terbesar di Negara Itu
Kompas dunia | 1 Desember 2020, 06:07 WIBJam malam yang diberlakukan pada akhir pekan selama dua minggu terakhir, tidak banyak membantu membatasi pergerakan orang. Media-media di Turki masih menunjukkan ruang publik yang padat.
Kemudian Asosiasi Medis Turki mengkritik kebijakan pemerintah dan menyerukan lebih banyak transparansi sejak Maret. Mereka juga mengatakan, sebanyak 20 petugas kesehatan meninggal dalam satu minggu akibat komplikasi Covid-19.
Selain itu, menurut Kementerian Kesehatan Turki, tempat tidur ICU di Turki telah diisi sekitar 71%.
Erdogan juga mengumumkan bahwa orang-orang yang berusia di atas 65 atau lebih muda dari 20 tahun, hanya diizinkan keluar selama tiga jam sehari. Mereka juga tidak akan diizinkan untuk menggunakan transportasi umum. Jika mereka ingin mengunjungi mal, mereka harus menggunakan kode pelacakan kontak.
Baca Juga: Turki Larang Merokok di Area Umum demi Cegah Penyebaran Covid-19
Selain itu, acara pernikahan serta pemakaman dilakukan terbatas untuk 30 orang. Otoritas kesehatan provinsi akan dapat memberikan batasan jumlah orang di mal, pasar, dan ruang publik seperti jalan dan alun-alun.
Erdogan juga mendesak orang-orang untuk berhenti merokok, membuka jendela mereka, dan mematuhi pedoman pemakaian masker dan menjaga jarak sosial.
Prasekolah, pemandian Turki, sauna, panti pijat, kolam renang, dan taman hiburan diperintahkan untuk ditutup. Restoran hanya bisa mengantarkan makanan, dan masyarakat tidak diizinkan untuk mendatangi restoran.
Presiden juga berjanji bahwa 50 juta dosis vaksin Covid-19 akan diberikan secara gratis, dimulai dari petugas kesehatan, yang dijadwalkan akan mendapatkan vaksin bulan depan. Turki telah membuat kesepakatan dengan perusahaan farmasi China, SinoVac, untuk pengadaan vaksin Covid-19 di negara tersebut.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV