Shinzo Abe Diduga Habiskan Jutaan Yen Untuk Pesta Makan Malam Pendukung Selama Jabat PM Jepang
Kompas dunia | 24 November 2020, 21:10 WIBTOKYO, KOMPAS.TV – Mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe dicurigai menggunakan uang negara untuk menutupi kekurangan acara makan malam buat para pendukungnya selama menjabat kepala pemerintahan.
Kantor PM Jepang menalangi uang untuk kepentingan Abe sekitar 8 juta yen atau sekitar Rp10,829 miliar.
Kasus ini mencuat setelah adanya tuntutan dugaan pelanggaran UU Peraturan Dana Politik dan UU Pemilu dari pihak Sekretaris Pembayaran Negara dan Pengelola Dana melalui pengacara dan akademisi kepada mantan PM Jepang Shinzo Abe pada Mei lalu. Pihak yang mengajukan laporan menyebut hal itu sama saja dengan membeli suara.
Baca Juga: Jepang Cetak Rekor Kasus Covid-19 Harian
Para pelapor mengklaim adanya pelanggaran hukum dalam kasus itu, dengan tidak melaporkan pembayaran selisih antara total biaya masing-masing pihak dan kontribusi yang dibayarkan oleh peserta makan malam.
Dikutip dari The Mainichi Shimbun, Jaksa Penuntut telah meminta keterangan salah satu sekretaris Abe dan beberapa pendukung lainnya.
Kantor PM Jepang secara ilegal membayar sejumlah uang untuk setiap acara makan malam yang diadakan setiap tahun antara tahun 2013 dan 2019 di hotel-hotel Tokyo.
Sekitar 8 juta Yen diduga dihabiskan selama lima tahun sejak 2015 untuk acara makan malam di dua hotel di ibu kota. Total biaya melebihi 20 juta yen.
Baca Juga: Awal November 2020, Jepang Cabut Larangan Masuk dari 9 Negara
Angka ini jauh lebih besar dari jumlah yang dikumpulkan dari penjualan tiket acara makan malam.
Setiap acara makan malam itu diselenggarakan oleh kelompok pendukung Abe pada malam pesta menonton Bunga Sakura tahunan yang didanai publik.
Hal ini menjadi kontroversi bagi mantan PM Jepang itu. Abe dikritik karena mengundang ratusan pendukungnya ke acara yang didanai pembayar pajak publik.
Banyak dari peserta jamuan makan malam itu adalah pemilih di daerah pemilihan Abe di Prefektur Yamaguchi. Masing-masing peserta dikenai biaya 5 ribu Yen per orang.
Baca Juga: Profil Shinzo Abe PM Jepang yang Mengundurkan Diri Karena Sakit
Hasil penyelidikan, acara semacam itu di hotel bintang lima biasanya menelan biaya sekitar 11 Ribu Yen atau lebih per kepala. Untuk tahun 2019 tercatat ada sekitar 800 orang menghadiri acara itu.
Menurut sumber dalam Penyelidikan itu, tanda terima dari hotel menunjukkan bahwa kantor Abe menutupi kekurangan tersebut.
Abe dalam sebuah kesempatan di Parlemen, membantah kantornya menutupi kekurangan itu. Namun, tim investigasi khusus di kantor kejaksaan Tokyo telah memeriksa dokumentasi hotel terkait acara makan malam tersebut.
Pada hari Senin (23/11/2020), kantor Abe merilis pernyataan yang mengatakan mereka siap bekerja sama dengan pihak penyelidik, namun tidak menjelaskan lebih lanjut.
Baca Juga: PM Jepang Shinzo Abe Mengundurkan Diri, Ini Alasannya
Jun Azumi, dari pihak oposisi Partai Demokrat Konstitusional Jepang, mengatakan kepada wartawan, Abe harus menjelaskan tuduhannya di Parlemen pada hari Rabu (25/11/2020).
Yoshihide Suga Terpukul
Interogasi sekretaris Kantor Perdana Menteri oleh Jaksa Penuntut dalam kasus ini bisa menjadi pukulan bagi Perdana Menteri Yoshihide Suga.
Hal itu dikarenakan, saat Abe menjabat Perdana Menteri, Suga menjabat kepala sekretaris kabinet.
Pada pertengahan September lalu saat pelantikan jabatan Perdana Menteri, Suga memastikan tidak akan melanjutkan tradisi mengadakan pesta melihat bunga sakura yang didanai negara. (Andylala)
Penulis : Johannes-Mangihot
Sumber : Kompas TV