Badan Keamanan Siber AS: Pemilu 3 November Paling Aman dari Kecurangan Sepanjang Sejarah
Kompas dunia | 13 November 2020, 23:07 WIBWASHINGTON, KOMPAS TV - Badan Keamanan Infrastruktur dan Keamanan Siber Amerika Serikat (AS) di bawah presiden petahana Donald Trump menyatakan pemilihan Presiden AS pada 3 November lalu adalah yang paling aman sepanjang sejarah.
Associated Press melaporkan, sekelompok pemimpin lembaga federal dan negara bagian yang menangani penyelenggaraan dan aspek keamanan pelaksanaan pemilu menyatakan tidak ditemukan bukti adanya suara pemilih yang dicurangi dalam pemungutan suara 3 November.
Pernyataan ini bertolak belakang dengan klaim presiden petahana bahwa pemilu presiden awal bulan ini dipenuhi kecurangan.
Baca Juga: Pembunuh Berantai Inggris “Yorkshire Ripper” Peter Sutcliffe Meninggal Dunia
Pernyataan yang dikeluarkan, Kamis (12/11/2020) waktu setempat itu ditandatangani sederet kepala dan pejabat yang mengkoordinasikan pelaksanaan dan keamanan pemungutan serta penghitungan suara.
Mereka adalah pejabat dari Komite Eksekutif Dewan Koordinasi Pemerintah untuk Infrastruktur Pemilu (GCC), Badan Keamanan Siber dan Keamanan Infrastruktur (CISA) yang merupakan bagian dari Departemen Keamanan Negara, Komisi Bantuan Pemilu AS, Asosiasi Nasional Sekretaris Negara Bagian (NASS), Asosiasi Nasional Direktur Pemilu Negara Bagian (NASED), dan Dewan Koordinasi Sektor Infrastruktur Pemilu (SCC)
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa pemilu 3 November kemarin adalah yang paling aman dalam sejarah AS.
Hal itu menjadi sebuah penolakan paling langsung atas pernyataan Presiden Trump yang mengatakan bahwa pemilu yang kemarin dijalaninya penuh dengan kecurangan.
Baca Juga: Berdamai dengan Azerbaijan, Armenia Malah Ditentang Rakyatnya
"Meskipun kami tahu ada banyak klaim dan peluang yang tidak berdasar untuk informasi yang salah tentang proses pemilu, kami memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap keamanan dan integritas pemilu, dan Anda juga perlu meyakini itu," bunyi pernyataan itu.
“Bila Anda memiliki pertanyaan, bertanyalah ke pejabat pemilu untuk jawaban yang dapat dipercaya, karena merekalah penyelenggara pemilu," tambahnya.
Pernyataan tersebut dikeluarkan CISA, Badan Keamanan Infrastruktur dan Keamanan Siber AS yang memimpin upaya pengamanan pemilu. Pernyataan ini juga di tweet oleh Direktur CISA, Chris Krebs.
Baca Juga: Mahathir Mohamad Ingatkan NASA untuk Tak Membawa Alien ke Bumi, Ini Alasannya
Seperti dilaporkan Reuters, beberapa jam sebelumnya Krebs mengatakan dia mungkin akan segera dipecat Donald Trump.
Selama ini Krebs cukup vokal bersuara di Twitter untuk meyakinkan rakyat AS bahwa pemilu kali ini aman dan suara mereka akan dihitung.
”Amerika, kami yakin akan keamanan suara Anda (dalam pemilu), dan Anda juga perlu meyakini itu,” tulisnya di mikroblog tersebut.
Baca Juga: Keluar dari Penjara, 5 WNI di FIlipina Dipulangkan ke Tanah Air
Pada pernyataan itu, mereka tidak menemukan bukti adanya sistem pemungutan suara yang menghapus maupun kehilangan suara, mengubah suara yang diberikan, maupun bobol dari sisi apa pun.
Mereka juga menyatakan seluruh negara bagian yang hasil penghitungan suaranya tipis memiliki catatan dokumen dan kertas suara, sehingga pembuktian dapat dilakukan dengan menghitung ulang setiap kertas suara, bila perlu, dan mengidentifikasi serta mengkoreksi setiap kesalahan yang terjadi.
Pernyataan itu juga menyebut bahwa pemilu 3 November tetap yang paling aman sepanjang sejarah. Saat ini di seluruh negeri pejabat pelaksana pemilu sedang mengkaji dan memeriksa ulang keseluruhan proses pemilu sebelum mengesahkan hasil penghitungan suara.
Baca Juga: Pemerintahan AS di Bawah Joe Biden Dipandang Akan Lebih Keras Terhadap China
Pernyataan itu jelas bertentangan dengan klaim Trump yang menuding adanya kecurangan meluas, yang berakibat pada jumlah suara pemilihnya.
Berbagai isu yang disorongkan kubu Trump dan sekutunya lumrah terjadi dalam setiap pemilu, masalah tanda tangan pemilu, masalah kerahasiaan amplop dan cap pos dalam surat suara yang dikirimkan lewat pos, dan juga potensi kehilangan surat suara.
Dengan keunggulan cukup besar Joe Biden dalam penghitungan suara di negara-negara bagian penentu, tidak ada satupun isu tersebut yang hasilnya dapat mengubah hasil akhir penghitungan suara dan mengubah hasil akhir pemenang pemilu.
Baca Juga: Perdana Menteri Italia Pastikan Sinterklas Tak Terdampak Lockdown
Kubu Trump juga meluncurkan tuntutan yang menuding pengamat pemungutan suara mereka tidak dapat mengawasi proses pemungutan suara. Banyak tuntutan kubu Trump yang ditolak pengadilan, bahkan hanya beberapa jam setelah tuntutan diajukan.
Pernyataan tersebut ditandatangani ketua dan kepala Asosiasi Nasional Direktur Pelaksana Pemilu Negara Bagian serta Asosiasi Nasional Sekretaris Negara Bagian yang selama ini melaksanakan pemilu di tingkat negara bagian.
Selain itu pernyataan tersebut juga ditanda tangani komite eksekutif dewan gabungan pemerintah dan swasta yang beranggotakan penyedia perangkat pemilu.
( Edwin Shri Bimo)
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV