Misteri Taman Pemakaman Non Muslim di Jeddah yang Menjadi Target Serangan Bom
Kompas dunia | 13 November 2020, 11:14 WIBMenurut catatan sejarah, sangatlah sulit dan mahal untuk mengirimkan jenazah orang asing yang meninggal disana, kembali ke negara masing-masing, sehingga akhirnya mereka dimakamkan di kota tersebut.
Selama bertahun-tahun, berbagai konsulat negara asing yang berkantor di Jeddah seperti Inggris Raya, Amerika Serikat, Perancis, Jerman, dan Ethiopia membiayai pemeliharaan taman pemakaman tersebut.
Younis, Seorang lelaki muslim asal Afrika memelihara dan memoles nisan-nisan, termasuk membersihkan daun-daun pohon peneduh yang ada di pemakaman itu.
Younis kepada Arab News mengatakan,”Banyak yang melihat pemakaman ini aneh, padahal ini sama seperti pemakaman lain. Banyak yang dimakamkan sejak 50 hingga 60 tahun lalu, bahkan lebih tua dari itu,”
Younis menambahkan,”Banyak yang datang kesini untuk berziarah dan mendoakan sesuai budaya dan tradisi masing-masing. Beberapa menyalakan lilin, sementara sebagian menutup makam dengan beras. Sejatinya pemakaman ini adalah tempat bagi kaum non-muslim untuk berziarah,”
Seorang pejabat konsulat Ethiopia kepada MBC, seperti dikutip Arab News mengatakan, membutuhkan biaya 2,500 Riyal Saudi (600 dollar AS) untuk memakamkan orang dewasa dan 1,500 riyal Saudi untuk memakamkan anak-anak di pemakaman itu.
Sejarawan mengungkap, terdapat cukup banyak makam korban perang dunia II, diantaranya komandan militer, konsul jenderal asing, dan anak-anak. Mereka datang dari berbagai keyakinan, termasuk Hindu, Buddha, dan Nasrani.
Serangan bom kemarin adalah pertama kalinya terjadi sepanjang dicatat sejarah, dan digambarkan aparat keamanan Saudi sebagai tindakan “pengecut yang gagal,”.
Penduduk yang tinggal di sekitar pemakaman memahami bahwa pemakaman itu adalah situs yang disucikan, serta menghormati kesakralan tempat serta mereka yang dimakamkan di pemakaman tersebut seperti pemakaman mereka yang beragama Islam.
“Pemakaman ini dulu terletak diluar batas kota Jeddah. Urbanisasi baru mencapai pemakaman itu beberapa dekade lalu,” tutur Amin al-Sabin, warga berusia 80 tahun yang tinggal di distrik Ashhati dekat pemakaman,” mereka yang mengetahui sejarah kota Jeddah paham bahwa pemakaman ini aslinya berlokasi di luar kota Jeddah,”
Amin menambahkan, pemakaman itu selama ini dikenal sebagai “taman pemakaman kaum Nasrani” dan selama ini dihormati dan tidak pernah mengalami gangguan.
“Pemakaman itu dikelilingi pagar, dan tidak ada orang selain dari mereka yang mengelola pemakaman ini bisa mendapat ijin untuk masuk,” tutur Amin. “Urbanisasi mencapai pemakaman ini, dan sekarang malah menjadi bagian dari pusat kota Jeddah, dan selama ini tidak pernah diganggu,”
Penulis : Zaki-Amrullah
Sumber : Kompas TV