Biden Menang, Penyintas Bom Atom di Jepang Desak AS Mendorong Perlucutan Senjata Nuklir
Kompas dunia | 12 November 2020, 21:34 WIBTOKYO, KOMPAS.TV - Kemenangan politikus senior Partai Demokrat Joe Biden dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) atas petahana dari Partai Republik Donald Trump, disambut para penyintas bom atom AS di Hiroshima dan Nagasaki Jepang.
Dalam pernyataannya, Minggu (8/11/2020), mereka berharap bahwa negosiasi pelucutan senjata nuklir akan mendapatkan langkah maju di bawah pemerintahan Joe Biden.
Dikutip dari Kyodo News, Kunihiko Sakuma, Kepala Kelompok Korban Bom Atom yang berbasis di Hiroshima mengatakan, orang-orang Jepang yang selamat dari pemboman tahun 1945 di Hiroshima dan Nagasaki sangat berharap Biden akan membahas masalah senjata nuklir setelah resmi menjabat pada bulan Januari 2021 mendatang.
"Kami berharap bisa melihat kemajuan dalam negosiasi pelucutan senjata nuklir setelah pergantian presiden," kata Kunihiko Sakuma, yang juga adalah salah seorang korban bom atom di Hiroshima.
Kunihiko Sakuma berharap, AS di bawah pemerintahan Joe Biden dapat ikut sebagai pengamat dalam pertemuan Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir pada 2021 mendatang.
"Saya ingin Amerika Serikat berpartisipasi sebagai pengamat dalam pertemuan Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir, yang akan berlaku pada Januari tahun depan," kata Kunihiko Sakuma.
Baca Juga: Biden Pilih Orang Lama Sebagai Kepala Staf Gedung Putih
Pada bulan Agustus lalu, Biden, mantan wakil presiden Barack Obama mengatakan, ia akan berjuang untuk dunia tanpa senjata nuklir. Biden juga mengkritik petahana Republik Donald Trump, karena merusak upaya masa lalu untuk mengekang bahaya persenjataan nuklir.
"Saya akan bekerja untuk membawa kita lebih dekat ke dunia tanpa senjata nuklir, sehingga kengerian Hiroshima dan Nagasaki tidak pernah terulang," kata Biden dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada peringatan 75 tahun bom atom di Hiroshima, Jepang barat.
Meski demikian, Kunihiko Sakuma mengatakan, ada kemungkinan Joe Biden sulit untuk mengubah kebijakan Amerika Serikat, kekuatan nuklir utama.
Penulis : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV