Ini Penyebab Pemenang Pemilu AS Belum Bisa Ditentukan
Kompas dunia | 5 November 2020, 01:48 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV – Pada Rabu (4/11/2020) pagi, Amerika Serikat terbangun tanpa mengetahui pemenang pemilihan presiden tahun ini.
Negara-negara bagian yang menjadi medan pertempuran kritis seperti Michigan, Wisconsin, dan Pennsylvania, belum mengumumkan pemenang.
Hingga kini, baik Donald Trump atau pun Joe Biden, belum ada yang mencapai minimal 270 suara electoral college yang diperlukan untuk menuju Gedung Putih.
Tahun ini AS telah dijungkirbalikkan oleh pandemi virus corona. Banyak negara bagian yang mempermudah proses pemberian suara melalui pos.
Jutaan orang pun akhirnya memilih untuk memberikan suara melalui pos, daripada harus ke luar rumah dan memberikan suara secara langsung di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Baca Juga: Pennsylvania Jadi Kunci Utama Kemenangan Pilpres Amerika Serikat
Hal ini berarti, hasil tabulasi suara yang dikirimkan melalui pos akan jauh lebih lama daripada yang diberikan secara langsung di TPS.
Selain itu, yang juga membuat proses penghitungan suara semakin lama adalah aturan di masing-masing negara bagian. Ada sekitar 20 negara bagian yang masih menerima surat suara yang diterima setelah hari pemilu, jika surat suara itu diberi cap pos pada hari pemilihan tanggal 3 November 2020.
Pennsylvania adalah termasuk negara bagian yang masih menerima surat suara setelah 3 November. Saat ini hasil dari Pennsylvania sangat ditunggu-tunggu, karena menjadi salah satu negara bagian penentu kemenangan.
Beberapa negara bagian, termasuk Florida, mulai menghitung surat suara yang dikirim lewat pos, sejak beberapa hari sebelum Hari Pemilihan. Mereka sudah mendapatkan hasil yang pasti dalam beberapa jam setelah pemungutan suara ditutup.
Seperti dilansir dari the Associated Press, Trump dinyatakan sebagai pemenang di Florida.
Banyaknya surat suara yang belum dihitung juga membuat alur pertarungan lebih sulit untuk ditentukan.
Baca Juga: Dunia Gelisah Menanti Hasil Penghitungan Suara Pilpres AS
Namun demikian, tidak ada alasan untuk meragukan hasil penghitungan suara. Tidak ada yang salah dengan hasilnya, hanya saja kita harus bersabar dan menunggu hingga semua suara bisa dihitung.
Hingga kini, belum diketahui kapan seluruh surat suara selesai dihitung.
Lambatnya penghitungan suara pada pemilu tahun ini, ditandai dengan reaksi beragam dari kedua kubu.
Pada Rabu dini hari, Joe Biden berkata di Delaware bahwa AS saat ini membutuhkan lebih banyak waktu untuk menentukan Presiden berikutnya.
“Kesabaran Anda sungguh terpuji,” ujarnya.
Baca Juga: DPR Sebut Kemenangan Donald Trump Akan Sangat Untungkan Indonesia, Dalam Hal Apa?
"Kami tahu, pemungutan suara awal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Pemungutan suara melalui surat memakan waktu cukup lama. Kami harus bersabar sampai kerja keras penghitungan suara selesai, dan itu tidak akan berakhir sampai setiap suara dihitung," tambahnya.
Sedangkan Trump menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mencela perluasan waktu penghitungan suara melalui pos. Ia menuding, cara ini rentan akan kecurangan.
Trump juga memohon, agar pemilihan sudah mengumumkan hasil pada hari yang sama dengan pemungutan suara.
Pada Rabu dini hari, dia mengatakan di hadapan pendukungnya, bahwa dia akan menggugat hasil pemilihan kepada Mahkamah Agung. Meskipun belum jelas jenis gugatan apa yang akan dia ajukan.
Hal itu memicu pernyataan dari manajer kampanye Biden, Jen O'Malley Dillion. "Jika presiden menepati ancamannya untuk menggugat ke pengadilan dan mencoba mencegah penghitungan suara yang tepat, kami juga memiliki tim hukum yang siap dikerahkan untuk menahan upaya itu. Dan kami akan menang," ujar Dillion.
Tabulasi suara secara rutin masih berlanjut setelah Hari Pemilihan. Sebagian besar negara bagian akan menetapkan aturan sendiri, kapan penghitungan suara akan selesai.
Baca Juga: DPR: Jika Joe Biden Menang, Indonesia Alami Kemunduran
Sebelumnya, AS juga pernah menjalani pemilu dengan hasil yang tidak bisa langsung diumumkan. Pada tahun 2000, Mahkamah Agung baru memberikan hasil pemilu pada 12 Desember, atau lebih dari satu bulan setelah Hari Pemilihan.
Keputusan ini diambil setelah suara dari Florida dihitung ulang dan akhirnya memberikan tahta kursi kepresidenan kepada George W. Bush dari Partai Republik. Sedangkan Al Gore dari Partai Demokrat harus berbesar hati menerima keputusan Mahkamah Agung.
FOTO: Petugas pemilu menghitung surat suara melalui pos hingga pagi hari, Rabu, 4 November 2020 di Pusat Penghitungan Suara di Milwaukee, AS.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV