Pemilu di Tengah Pandemi Tak Mudah, AS Hadapi Banyak Kendala
Kompas dunia | 4 November 2020, 04:43 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV – Pada hari Selasa (3/11/2020), warga Amerika Serikat (AS) pergi ke tempat pemungutan suara (TPS) dengan dibayang-bayangi virus corona yang bangkit kembali.
Jumlah penderita Covid-19 terus meningkat di seluruh negeri, dengan jumlah orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 mencapai rekor tertinggi di beberapa negara bagian.
Selain itu, infeksi harian juga meningkat di semua tempat, kecuali di tiga negara bagian. Lonjakan paling tinggi terjadi di kawasan Midwest dan Southwest.
Missouri, Oklahoma, Iowa, Indiana, Nebraska, North Dakota, dan New Mexico melaporkan rekor rawat inap dalam minggu ini.
Baca Juga: Meski di Tengah Pandemi, Antusiasme Warga ke TPS Tetap Tinggi di Pemilu AS
Rumah sakit terbesar di Nebraska mulai membatasi operasi tertentu dan mencari perawat dari negara bagian lain untuk mengatasi lonjakan tersebut.
Pejabat rumah sakit di Iowa dan Missouri memperingatkan, kapasitas tempat tidur di negara bagian mereka bisa segera penuh.
Sementara itu, di TPS sebanyak ratusan orang berkumpul untuk memberikan suara dalam pemilu. Petugas TPS harus mengatur agar para pemilih dapat menjaga jarak sosial dengan aman untuk menghindari penyebaran virus.
Antrean panjang terjadi di banyak TPS, hal ini membuat warga harus menunggu selama berjam-jam.
“Keadaan sangat serius. Kami memiliki 400 orang yang berkumpul di satu tempat (TPS) di puncak pandemi di Wisconsin ini. Jadi, kami telah mencoba mengambil semua langkah yang diperlukan untuk membatasi pergerakan, "kata Claire Woodall-Vogg, direktur komisi pemilihan kota Milwaukee.
Baca Juga: Trump: Saya Deklarasikan Kemenangan Hanya Jika Memang Menang
Di TPS kota Milwaukee, petugas pemungutan suara disebar di 12 titik berbeda untuk membatasi kontak.
Cairan pembersih tangan yang ada tangan pemilih, menyebabkan pemindai surat suara macet di tempat pemungutan suara di Des Moines, Iowa, kata sekretaris juru bicara negara bagian Kevin Hall.
Hall mengatakan, tangan beberapa pemilih lembab saat mereka memegang surat suara. Penumpukan pembersih akhirnya menyebabkan pemindai surat suara berhenti bekerja. Mesin itu harus diperbaiki dalam waktu sekitar satu jam.
Sementara itu pejabat rumah sakit Iowa memperingatkan, fasilitas dan staf mereka bisa kewalahan tanpa upaya serius untuk menghentikan penyebaran virus.
Rata-rata kasus positif meningkat dalam tujuh hari terakhir di negara bagian itu, hingga mencapai peningkatan 36,4% selama akhir pekan. Rawat inap mencapai rekor sebanyak 730 orang pada hari Senin lalu.
Baca Juga: Trump: “Menang itu Gampang. Kalah yang Sulit.”
Suresh Gunasekaran, CEO Rumah Sakit dan Klinik Universitas Iowa, mengatakan Iowa sedang memasuki puncak pandemi ketiga, yang lebih tinggi dari sebelumnya pada bulan Mei dan Juli.
Dia mengatakan kekhawatiran terbesarnya adalah jika puncak pandemi terjadi pada musim dingin. Musim dingin diketahui juga merupakan puncak wabah lain seperti flu dan penyakit pernapasan lainnya.
“Tingkat infeksi jelas merupakan indikator utama untuk rawat inap, dan angka rawat inap merupakan indikator utama kematian,” kata Gunasekaran seperti dilansir dari the Associated Press.
Pejabat kesehatan di Nebraska mengatakan rawat inap meningkat dua kali lipat dalam beberapa pekan terakhir, hingga mencapai rekor 613 orang pada hari Minggu lalu.
"Tidak diragukan lagi jika tren ini terus berlanjut - tidak hanya di rumah sakit kami - tetapi setiap rumah sakit di negara bagian dapat mencapai kapasitas tertingginya dalam waktu yang sangat singkat," kata Dr. Cary Ward, kepala petugas medis untuk jaringan CHI Health dari 14 rumah sakit di Nebraska dan Iowa.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV