Lima Pertanyaan Penting Tentang Pilpres AS
Kompas dunia | 3 November 2020, 02:35 WIB
Akankah Pilpres Berjalan Damai?
Kedua pihak dapat menempatkan para petugas pengawas penghitungan suara resmi di daerah sekitar. Ini kali pertama Republik dapat mempraktekkan ini setelah perintah pengadilan untuk membatasi aktivitas mereka berakhir. Yang menjadi pertanyaan, seberapa agresif para petugas pengawas penghitungan suara akan beraksi dalam mengawasi para pemilih.
Isu yang lebih besar akan muncul dari para ‘pengawas penghitungan suara tak resmi’, terutama para milisi. Intimidasi para pemilih merupakan tindakan ilegal, namun Trump, pada debat presiden 29 September lalu, menolak menyatakan bahwa ia akan menghormati hasil pemilihan. Sebaliknya, ia justru berkata bahwa ia “mendesak para pendukung saya untuk masuk ke lokasi penghitungan suara dan mengawasi dengan hati-hati, karena itu (kecurangan)-lah yang akan terjadi. Saya mendesak mereka melakukan itu.”
Baca Juga: H-2 Pilpres AS, Joe Biden Berkampanye bersama Barrack Obama
Di Michigan, otoritas federal baru-baru ini menangkap anggota kelompok paramiliter anti pemerintah yang diduga hendak menculik Gubernur Demokrat Gretchen Whitmer. Sekretaris negara bagian Michigan dari Partai Demokrat mencoba memberlakukan larangan membawa senjata api secara terang-terangan di tempat penghitungan suara. Seorang hakim Michigan membatalkan larangan tersebut.
Ke Mana Para Pemilih dari Kota-Kota Kecil?
Pemilihan kembali Trump bergantung pada daerah-daerah pedesaan dan kota-kota yang lebih kecil, seperti ditunjukkan dari hasil pemilihan tahun 2016.
Namun, yang memilih bukanlah wilayah, melainkan orang, dan Biden memetakan jaringan ini secara demografi dan geografi. Koalisi idealnya dipusatkan di area perkotaan, namun ia berharap dapat memperbaiki hasil Demokrat di antara para pemilih non-kulit putih dan para pemilih berpendidikan di seluruh peta jaringan.
Baca Juga: Dipaksa Lakukan Pembatasan Sosial saat Kampanye, Donald Trump Kesal
Kapankah Hasil Pemilihan Selesai Dihitung?
Pemilihan tanpa mendatangi lokasi pemungutan suara berpengaruh pada waktu penghitungan suara, dan tidak ada praktek seragam untuk menghitung surat-surat suara tersebut. Ini membuat sulit untuk memprediksi waktu hasil pemilihan.
Contohnya, Pennsylvania dan Michigan – medan pertempuran yang dimenangkan Trump dengan poin kurang dari 1% di tahun 2016 – tidak diharapkan selesai menghitung suara selama beberapa hari. Sementara Florida dan Carolina Utara, sudah mulai menghitung surat suara yang tiba lebih awal, jauh sebelum hari pemilihan.
Surat suara yang tiba lebih awal, sementara itu, dapat menunjukkan hasil berbeda. Biden diharapkan memimpin di antara para pemilih awal ini, contohnya. Sementara, Trump diperkirakan memimpin dengan perolehan suara dari para pemilih yang memilih di Hari Pemilihan. Hingga, hasilnya diperkirakan tidak akan selalu akurat.
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV