> >

IMF: Hampir Seluruh Negara Timur Tengah Mengalami Resesi

Kompas dunia | 19 Oktober 2020, 22:32 WIB
        Jihad Azour, Direktur IMF untuk Departemen Timur Tengah dan Asia Tengah bereaksi selama konferensi persnya di Dubai, Uni Emirat Arab. (Sumber: AP Photo / Kamran Jebreili, file)

Baca Juga: Dampak Corona, IMF Sebut 100 Negara Sudah Ajukan Permintaan Dana Talangan

Sementara itu, negara-negara kaya eksportir minyak Timur Tengah diperkirakan akan mengalami kontraksi ekonomi sebesar 6,6% pada tahun 2020, kata IMF. Walau begitu, negara-negara Teluk Arab diproyeksikan akan mencapai  pertumbuhan ekonomi rata-rata 2,3% tahun depan. IMF mengatakan bahwa proyeksi tersebut didasarkan pada asumsi bahwa harga minyak rata-rata USD 41,69 per barel pada tahun 2020 dan akan naik menjadi $ 46,70 per barel pada tahun 2021.

IMF merevisi estimasi kontraksi ekonomi Arab Saudi dari turun 6,8% menjadi 5,4%. Sebagai salah satu produsen minyak terbesar di dunia dan masuk dalam 20 negara dengan ekonomi terbesar, pemerintah Arab Saudi mengambil langkah berani tahun ini dengan mencoba menopang lebih banyak pendapatan dengan melipatgandakan pajak pertambahan nilai menjadi 15% dan menaikkan cukai.

Mesir adalah satu-satunya pengecualian di wilayah tersebut, mengalami pertumbuhan moderat sebesar 3,5% tahun 2020 setelah pertumbuhan lebih dari 5% setiap tahun selama dua tahun terakhir, akibat penghematan impor minyak akibat rendahnya harga minyak mentah. Namun, Mesir menghadapi tantangan populasi yang sangat besar dan karena pendapatan pariwisata tetap rendah.

Baca Juga: IMF Buka Keran Utang USD 25 Miliar, Indonesia Belum Berminat

IMF, yang dikenal dengan sikap bullishnya pada pajak dan pemotongan subsidi, tidak menyerukan langkah-langkah pengetatan ikat pinggang karena orang berjuang di bawah beban pembatasan sosial dan kehilangan pekerjaan. IMF mengatakan, secara umum, kenaikan pajak akan lebih efektif setelah krisis karena tindakan menaikkan pajak kemungkinan justru akan menghambat pemulihan ekonomi dan mengundang biaya fiskal yang lebih besar di masa depan.

Pemberi pinjaman internasional menyerukan kepada negara-negara fokus pada prioritas memastikan sumber daya yang memadai untuk perawatan kesehatan, dan dengan ketepatan dukungan bagi masyarakat paling rentan.

Sementara itu, eksportir minyak Timur Tengah lainnya seperti Uni Emirat Arab akan mengalami kontraksi ekonomi lebih dari 6% tahun ini, sementara Oman diproyeksikan mengalami penyusutan ekonomi sebesar 10% dan Irak menghadapi kontraksi akibat resesi sebesar 12%, menurut IMF seperti diberitakan Associated Press.

Bank Dunia memperkirakan pandemi menghempaskan  88 juta hingga 114 juta orang di Timur Tengah menjadi sangat miskin, hidup dengan kurang dari USD 1,90 per hari.

Menurut Organisasi Perburuhan Internasional ILO, jam kerja di negara-negara Arab turun 1,8% selama kuartal pertama tahun 2020, setara dengan sekitar 1 juta pekerjaan penuh waktu. Jumlah itu melonjak menjadi 10,3% pada kuartal kedua, setara dengan sekitar 6 juta pekerjaan penuh waktu. (Edwin S Bimo)

Penulis : Zaki-Amrullah

Sumber : Kompas TV


TERBARU