IMF: Hampir Seluruh Negara Timur Tengah Mengalami Resesi
Kompas dunia | 19 Oktober 2020, 22:32 WIBDUBAI,KOMPAS.TV- Pandemi virus Corona membuat hampir semua negara Timur Tengah mengalami resesi ekonomi tahun ini. Seperti diberitakan Associated Press, menurut laporan IMF yang terbit (19/10/2020), ekonomi negara-negara Timur Tengah akan kembali menanjak tahun depan kecuali dua negara, yaitu Lebanon dan Oman.
Hal itu terjadi karena IMF memperkirakan ekonomi global akan menyusut 4,4% tahun ini, menandai penurunan tahunan terburuk sejak Depresi besar tahun 1930-an.
Jauh sebelum virus Corona melanda seluruh dunia, beberapa negara Timur Tengah telah bergumul dengan masalah-masalah mulai dari harga minyak rendah, pertumbuhan ekonomi yang lamban hingga korupsi dan pengangguran yang tinggi.
IMF memproyeksikan ekonomi Lebanon akan mengalami salah satu kontraksi ekonomi paling tajam tahun ini di kawasan sebesar 25%. Pandemi hanya mendorong Lebanon lebih jauh ke jurang resesi ekonomi setelah gelombang demonstrasi anti-pemerintah.
Demonstran Lebanon memprotes maraknya korupsi pejabat pemerintah, kekurangan devisa, hiperinflasi, pemadaman listrik terus-menerus dan meningkatnya kemiskinan. Mata uang Pound Lebanon anjlok 70% dibandingkan akhir tahun lalu, membuat rakyat Lebanon berjuang untuk membeli barang-barang kebutuhan pokok.
Nasib buruk negara ini, bertambah saat sebuah ledakan dahsyat di pelabuhan utama Beirut pada Agustus 2020 menewaskan sedikitnya 180 orang, melukai lebih dari 6.000 orang dan menghancurkan hampir seluruh titik episentrum ledakan hingga beberapa kilometer, menyebabkan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal.
Sementara negara-negara Timur Tengah mendapat kemajuan dengan lebih sedikit kasus positif Covid-19 kematian akibat virus tersebut dibandingkan Eropa dan Amerika Serikat, kawasan ini masih menghadapi tantangan dalam mengatasi penyakit tersebut.
“Risiko dari skenario lebih buruk dari yang diproyeksikan tampak besar, terutama mengingat lonjakan infeksi Covid-19 baru-baru ini di banyak negara di seluruh dunia yang melonggarkan pengetatan,” IMF memperingatkan.
Iran, misalnya, mencatat jumlah kematian harian tertinggi akibat virus itu pekan lalu. Ekonomi Negara tersebut menyusut 6,5% tahun lalu dan diproyeksikan berkontraksi 5% lagi tahun ini. IMF, bagaimanapun, mengharapkan ekonomi Iran untuk pulih dengan pertumbuhan 3,2% tahun depan. Sebagian dari harapan itu didasarkan pada kapasitas masa depan pemerintah Iran untuk mengelola dan mengendalikan pandemi.
“Iran adalah salah satu negara pertama yang menjadi episentrum Covid-19 dan kami sekarang berada di gelombang ketiga pandemi, dan hal itu berada di atas ekonomi yang memang berkinerja buruk karena sanksi (Amerika Serikat),” tutur Jihad Azour, Direktur Departemen Timur Tengah dan Asia Tengah di IMF, mengatakan kepada The Associated Press.
Penulis : Zaki-Amrullah
Sumber : Kompas TV