Arab Saudi Kutuk Serangan Teroris Pemenggalan Guru di Perancis
Kompas dunia | 18 Oktober 2020, 21:10 WIBJEDDAH, KOMPAS.TV - Dunia Muslim dan Arab bersatu mengutuk peristiwa pemenggalan kepala seorang guru di Perancis, dan memandang peristiwa tersebut sebagai serangan teroris.
Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi menyatakan solidaritas bagi rakyat Perancis dan mengungkapkan belasungkawa kepada keluarga korban, pemerintah, serta rakyat Perancis.
Diketahui, Samuel Paty (47), dibunuh dalam perjalanan pulang ke rumahnya di pinggiran kota Paris, Conflans-Sainte-Honorine, usai mengajar.
Penyerangnya, Abdullakh Anzorov (18), adalah warga keturunan Chechen yang lahir di Moskow. Abdullakh ditembak mati polisi Perancis.
Baca Juga: Detik-Detik Penyerangan terhadap Guru hingga Dipenggal di Perancis
Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi menegaskan penolakan atas semua kekerasan, ekstrimisme dan terorisme, serta memperkuat seruan untuk menghormati simbol-simbol religius serta menahan diri untuk tidak membangkitkan kebencian melalui penghinaan atas agama.
Sheikh Muhammed bin Abdul Karim Al-Issa, ketua Liga Muslim Dunia, seperti dilaporkan Arab News, mengatakan, tindak kekerasan dan terorisme adalah kejahatan dalam semua agama.
Al-Issa menekankan pentingnya setiap tindakan untuk melawan terorisme dan menumpas kejahatan tersebut hingga ke akarnya, termasuk mengalahkan ideologi ekstrem yang mendorong kejahatan semacam itu.
Al-Issa dalam laporan Arab News juga mendesak para pemimpin Perancis untuk berdiri tegak melawan seluruh tindakan terror serta melanjutkan upaya mereka membasmi apapun yang mengancam keamanan dan stabilitas.
Di Kairo, Al-Azhar, pusat pembelajaran Islam Sunni, mengutuk “Kejahatan mengerikan dan seluruh tindakan terror,”.
Dalam pernyataan yang dikutip Arab News, Al-Azhar juga menegaskan, “Pembunuhan adalah tindakan kejahatan yang tidak dapat dibenarkan sama sekali atas alasan apapun. Al-Azhar juga menggarisbawahi seruan mereka yang terus menerus dalam mengutuk kekerasan dan ujaran kebencian…serta pentingnya menghormati kesucian tokoh agama, serta menahan diri dari membangkitkan kebencian karena menghina agama,”
Baca Juga: Polisi Tembak Mati Terduga Pelaku Pemenggal Guru di Perancis
Seperti dilansir Arab News, guru yang terbunuh itu mengajar sejarah dan geografi di College du Bois d'Aulne.
Pada awal Oktober, dia mengajar kelas tentang kebebasan berekspresi di mana korban menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya.
Orang tua dan siswa mengatakan, Paty memberi siswa muslim pilihan untuk meninggalkan kelas agar tidak menyinggung perasaan atau menyakiti perasaan mereka.
Sembilan orang telah ditahan kepolisian Perancis untuk ditanyai tentang serangan itu, termasuk seorang ayah siswa yang mengeluhkan kelas tersebut.
Abdullakh Anzorov telah tinggal di Prancis sejak dia berusia 6 tahun setelah keluarganya mencari suaka di Perancis.
Anzorov baru tahun ini mendapat ijin tinggal di Perancis. Foto Paty dan pesan yang mengakui pembunuhannya ditemukan di ponsel Anzorov.
Jaksa anti-teror Prancis Jean-Francois Ricard mengatakan Anzorov mondar-mandir di luar sekolah pada Jum’at sore dan bertanya kepada siswa di mana dia bisa menemukan Paty.
“Seorang guru dibunuh atas pekerjaan yang dilakukannya, tetapi kebebasan berpikir, kebebasan berekspresi, dan kemampuan untuk mengajarkan prinsip-prinsip dasar ini di sekolah kami juga telah diserang,” kata Ricard. (Edwin S Bimo)
Baca Juga: Guru yang Dipenggal di Perancis Ternyata Sosok yang Baik di Mata Para Muridnya
Penulis : fadhilah
Sumber : Kompas TV