Pertama di Asia Tenggara, Simulasi Hidup di Mars Akan Digelar di Jogja
Kompas dunia | 29 September 2020, 12:00 WIBSimulasi hidup di Mars juga ada di sejumlah negara, namun dengan fokus dan tujuan masing-masing. Sebut saja HI-SEAS di Mauna Loa - Hawaii oleh NASA, MDRS di Utah oleh Mars Society, MARS-500 di IBMP Moskow hasil kolaborasi antara Rusia-ESA-China, D-Mars di Ramon Crater oleh Israel, F-MARS di Pulau Devon - Kutub Utara oleh Mars Society, dan Concordia Station di Antartika - Kutub Selatan oleh Perancis dan Itali (ESA).
“Masa depan teknologi sains di Indonesia akan sangat tergantung dari proses dan peran yang kita semua lakukan pada saat ini,” tuturnya.
Ia berharap kehadiran VMARS bisa mendorong industri antariksa nasional dan ekonomi kreatif bidang antariksa di Indonesia.
Venzha Christ memaparkan eksplorasi Mars sudah diawali dengan keberhasilan wahana MARINER 4 milik NASA yang melakukan terbang lintas Mars pertama pada 14 sampai 15 Juli 1965.
Ada pula dua probe milik Uni Soviet yang berhasil mendarat pertama kali permukaan Mars, yakni MARS 2 pada 27 November dan MARS 3 pada 2 Desember 1971.
Kegagalan misi juga banyak terjadi pada era 70-an. Pada abad ke-21, sejumlah space agency atau badan antariksa milik pemerintah dan swasta juga turut meramaikan kompetisi menaklukkan Mars, seperti SpaceX, Lockheed Martin, dan Boeing.
Menurut Venzha Christ, Mars dijadikan proyek utama setelah eksplorasi bulan karena durasi hari di Planet Mars (atau sol) sangat mirip dengan bumi. Hari berdasarkan matahari di Mars tercatat selama 24 jam 39 menit 35,244 detik.
“Sangat mirip dengan bumi,” ucapnya.
Mars memiliki kemiringan sumbu sebesar 25,19 derajat, sementara kemiringan sumbu bumi 23,44 derajat. Musim di Mars berlangsung hingga hampir dua kali lebih lama karena satu tahun di Mars sama dengan 1,88 tahun di bumi.
Fakta lainnya, luas permukaan Planet Mars kurang lebih 28,4 persen bumi, sedikit lebih rendah dari luas daratan di bumi yang meliputi 29,2 persen. Sedangkan, jari-jari Mars tercatat setengah dari bumi dan massanya sepersepuluh bumi.
(Switzy Sabandar)
Penulis : Dian-Septina
Sumber : Kompas TV