> >

Korea Utara Beri Peringatan pada Korsel, Ada Apa?

Kompas dunia | 27 September 2020, 12:11 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi Pos Pertahanan Changrindo di front barat, dalam gambar tak bertanggal yang dirilis oleh KCNA pada 25 November 2019. (Sumber: KCNA via REUTERS)

KOMPAS.TV – Korea Selatan (Korsel) yang melintasi perairan Korea Utara untuk mencari pejabatnya yang dibunuh dan dibakar mendapat peringatan.

Dari kantor berita setempat, Pyongyang memperingatkan operasi Selatan akan menaikkan ketegangan dan bakal memulai pencarian mereka sendiri. 

Sebelumnya pada Selasa (22/9/2020), pejabat departemen perikanan Korea Selatan ditembak mati oleh tentara Korea Utara, di mana diduga si pejabat hendak membelot.

Baca Juga: Sadisnya Kim Jong-Un, Pejabat Korea Selatan Ditembak dan Dibakar di Korea Utara

Insiden itu menjadi pembunuhan pertama Korut terhadap warga Korsel dan 10 tahun terakhir, serta membuat Kim Jong Un melontarkan permintaan maaf. 

Seoul menuding prajurit Korut menyiramkan bensin, dengan jenazah pejabat mereka dibakar setelah dibunuh, dilansir AFP Minggu (27/9/2020). 

Kantor berita KCNA mengutip pejabat Korea Utara menyatakan insiden yang terjadi di perairan "begitu mengerikan sehingga seharusnya tak terjadi". 

Pyongyang kemudian menegaskan, mereka akan segera membentuk tim pencari sendiri untuk membantu Korsel dalam menemukan mayat itu. 

Pejabat anonim itu menerangkan, jika jasad itu sudah ditemukan, mereka akan segera mengurus prosedur pengembalian ke Korea Selatan. 

Karena itu, si pejabat kemudian menekankan agar "Negeri Ginseng" tidak coba-coba melintasi teritori mereka dalam menemukan mayat itu. 

Baca Juga: Temukan Gambar Kim Jong-Un di Kertas yang Rusak, Pemerintah Korea Utara Siapkan Hukuman Berat

"Kami tidak pernah ingin wilayah kami dimasuki, dan kami sangat serius memperingatkan ini. Jika dilanggar, maka bisa berdampak ke insiden serius lainnya," ancam pejabat itu, dikutip dari Kompas.com

Pada Sabtu (26/9/2020), Seoul menyerukan kepada Korut untuk menyelidiki pelakunya, dan siap bergabung jika diminta. 

Sementara Korea Utara merespons melalui pernyataan maaf Kim Jong Un. Sebuah momen langka di mana relasi dua Korea tengah merenggang. 

Penyebabnya adalah upaya denuklirisasi yang dilakukan Utara, Selatan, maupun Amerika Serikat (AS) yang menemui jalan buntu.

Penulis : Idham-Saputra

Sumber : Kompas TV


TERBARU