AS Kembali Blokir Produk China yang Dibuat dengan Kerja Paksa Uighur
Kompas dunia | 15 September 2020, 15:37 WIBWASHINGTON DC, KOMPAS.TV- Amerika Serikat (AS) kembali mengumumkan akan memblokir berbagai produk China yang dibuat dengan cara "kerja paksa" di wilayah Xinjiang. Produk-produk yang masuk dalam daftar blokir adalah yang dibuat di pusat "pendidikan kejuruan" yang dicap sebagai "kamp konsentrasi" untuk minoritas Uighur.
"Pemerintah China terlibat dalam pelanggaran sistematis terhadap orang-orang Uighur dan minoritas lainnya," kata Mark Morgan, Komisioner Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai AS (CBP), seperti dikutip Channel News Asia.
"Kerja paksa adalah pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan," tegasnya.
Produk-produk yang dicekal AS tersebut diantaranya adalah kapas, garmen, produk rambut dan elektronik dari lima pabrik di Xinjiang, serta Anhui yang bertetangga dengan provinsi itu.
Pemblokiran mencakup semua produk yang terkait dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Kejuruan Nomor 4 di Kabupaten Lop, Xinjiang. Menurut Wakil Sekretaris Penjabat Keamanan Dalam Negeri AS Ken Cuccinelli, tempat ini adalah pusat kerja paksa.
"Ini bukan pusat kejuruan, ini adalah kamp konsentrasi, tempat di mana agama dan etnis minoritas menjadi sasaran pelecehan dan dipaksa bekerja dalam kondisi keji tanpa bantuan dan kebebasan," sebut Cuccinelli kepada wartawan.
"Ini adalah perbudakan modern," imbuhnya seperti dilansir Channel News Asia.
Tindakan yang AS umumkan terdiri dari "menahan perintah pelepasan" atau WRO, yang memberi kuasa kepada CBP untuk menyita produk dari perusahaan dan organisasi yang masuk daftar hitam.
Pemerintah AS semakin sering menggunakan perintah boikot semacam ini untuk menekan Beijing atas penahanannya terhadap lebih dari satu juta warga minoritas Uighur yang sebagian besar Muslim di Xinjiang. Sedangkan China berdalih, muslim Uighur mendapatkan "pendidikan kejuruan" di tempat-tempat dalam provinsi Xinjiang.
Pada Juli lalu, CBP memblokir produk rambut, yang digunakan untuk rambut palsu dan ekstensi rambut, dari beberapa perusahaan yang beroperasi di Xinjiang. Lalu, pada Agustus, AS melakukan hal yang sama untuk pakaian yang dibuat dan dijual oleh Hero Vast Group.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV