> >

Palestina Merasa Dibohongi Bahrain yang Menjalin Normalisasi Hubungan dengan Israel

Kompas dunia | 14 September 2020, 15:29 WIB
Raja Bahrain Raja Hamad bin Isa Al Khalifa, Presiden AS Donald Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Sumber: AP Photo)

RAMALLAH, KOMPAS.TV - Keputusan Bahrain untuk menjalin normalisasi hubungan dengan Israel membuat Palestina merasa dibohongi.

Menurut Pemerintah Palestina, sebelumnya pihak Bahrain telah berjanji tak akan melakukan normalisasi dengan Israel sebelum Palestina merdeka.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Negosiator Palestina, Saeb Erekat, Sabtu (12/9/2020) waktu setempat.

Baca Juga: Pegulat Iran Dieksekusi Seusai Dinyatakan Bersalah karena Menusuk Seorang Penjaga Keamanan

Namun, menurutnya sepekan kemudian Bahrain melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.

“Kami berkomunikasi dengan Bahrain dan berbicara dengan saudara kami di Bahrain. Raja membuat peernyataan bahwa mereka akan mematuhi Inisiatif Perdamaian Arab,” ujarnya kepada Al Jazeera.

“Mereka mengatakan tak akan ada perdamaian (dengan Israel). Semua itu dikatakan sepekan lalu. Mereka mengatakan kepada saya tak akan melakukannya,” tambah Erekat.

Bahrain pun mengikuti jejak Uni Emirat Arab (UEA) yang sudah melakukan normalisasi hubungan dengan Israel, pada Agustus lalu.

Baca Juga: Arab Saudi Akan Longgarkan Aturan Penerbangan Internasional

Tak ayal, hal itu membuat Palestina mengkritik tindakan Bahrain. Uniknya, rakyat Bahrain juga dikabarkan menyesali keputusan pemerintahannya.

Kedua normalisasi hubungan kedua negara Arab itu dengan Israel, tak bisa dilepaskan dari peran Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menjadi perantara.

Termasuk Bahrain dan UEA, berarti sudah ada empat negara Arab yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. Dua lainnya adalah Mesir dan Yordania.

Penulis : Haryo-Jati

Sumber : Kompas TV


TERBARU