Pemerintah Belarusia Kian Represif, 2 Pentolan Oposisi Ditangkap
Kompas dunia | 24 Agustus 2020, 21:15 WIBPada pemilu yang dilakukan di awal bulan ini, Lukashenko kembali terpilih sebagai pemimpin Belarusia untuk keenam kalinya.
Baca Juga: Enggan Ikuti UEA, Maroko dan Arab Saudi Tolak Normalisasi Hubungan dengan Israel
Lukashenko dikabarkan terpilih dengan perolehan suara sebanyak 80 persen. Tetapi, pemilihan umum (pemilu) tersebut diyakini penuh dengan intrik dan tak adil.
Akibatnya, masyarakat Belarusia melakukan protes dan menggelar unjuk rasa menolak kembali terpilihnya Lukashenko.
Sejumlah kebijakan pemimpin negara berusia 66 tahun tersebut, termasuk penanganan Covid-19 tak memuaskan rakyatnya.
Baca Juga: Tolak Hasil Pemilu Belarusia yang Menangkan Lukashenko, Uni Eropa Siapkan Sanksi
Bahkan Lukashenko mulai ditinggalkan oleh sekutunya. Parlemen Uni Eropa (UE) menegaskan tak mengakui dirinya sebagai presiden Belarusia.
Lukashenko pun menanggapi apa yang menimpa dirinya tersebut dengan keras. Dia menuduh NATO telah menyiapkan pasukan di perbatasan Belarusia untuk merebut kekasaan dari tangannya.
Sementara itu, Kejaksaan Negeri Belarusia melancarkan investigasi kepada 35 anggota dewan koordinasi, dengan tuduhan ingin mengambil alih kekuasaan dari sosok yang disebut sebagai diktator terakhir di Eropa Timur.
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV