Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Jadi Museum, Yunani Bereaksi Keras
Kompas dunia | 22 Agustus 2020, 16:09 WIBISTANBUL, KOMPAS.TV - Keputusan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengubah bekas gereja yaitu, Museum Kariye jadi masjid menimbulkan kontroversi.
Tentangan ini lagi-lagi datang dari Yunani, yang sebelumnya ikut mengecam keras perubahan Hagia Sophia menjadi masjid.
Museum Kariye dibangun sekitar 1.000 tahun lalu di era Kekaisaran Byzantium sebagai Gereja Kristen Ortodoks. Gereja tersebut juga dikenal sebagai Gereja Penyelamat Suci Chora.
Baca Juga: Setelah Hagia Sophia, Turki Kembali Ubah Museum Jadi Masjid
Namun, sama halnya dengan Hagia Sophia, gereja ini sempat menjadi masjid dan kemudian diubah lagi fungsinya sebagai masjid di era Republik Sekuler.
Keputusan untuk merubah fungsi Museum Kariye menjadi masjid hanya berselang sebulan terkait berubahnya Hagia Sophia menjadi tempat ibadah umat muslim itu.
Banyak yang berpendapat perubahan yang dilakukan Erdogan itu untuk menarik lebih banyak pendukungnya yang konservatif dan nasionalis.
Baca Juga: Salat Jumat Perdana di Hagia Sophia, Erdogan Sempatkan Membaca Quran
Tak ayal, kebijakan yang dilakukan Erdogan membuat Yunani, yang selama ini menentangnya bereaksi keras.
Seperti dikutip dari CTV News, Kementerian Luar Negeri menilai tindakan Turki itu merupakan provokasi terhadap semua orang beragama di mana saja.
Pihak oposisi Turki pun mengutuk keras tindakan yang dilakukan oleh Erdogan tersebut.
Baca Juga: Erdogan Telepon Jokowi, Ucapkan Selamat Idul Adha hingga Kerja Sama Vaksin Corona
“Salah satu simbol dari negara kami, yaitu identitas multikultural dan sejarah multirelijius yang telah dikorbankan,” cuit Pimpinan Partai Oposisi Garo Paylan.
Meski begitu, masyarakat Turki cukup banyak yang setuju dengan perubahan fungsi Museum Kariye menjadi masjid.
“Ada ratusan gereja dan sinagog di Istanbul dan hanya beberapa dari mereka saja yang dibuka sebagai masjid. Ada banyak toleransi di negara kami,” kata salah satu masyarakat, Yucel Sahin.
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV