Pertumbuhan Ekonomi Cetak Rekor Minus 16,5 Persen, Filipina Resmi Resesi
Kompas dunia | 7 Agustus 2020, 11:31 WIB"Biaya ekonomi dari upaya mencegah virus (corona) memberikan luka besar kepada kinerja keuangan rumah tangga dan korporasi, yang sangat memberatkan permintaan untuk beberapa bulan ke depan," kata Alex Holmes, analis di Capital Economics seperti dikutip Kompas.com.
Holmes memandang, resesi yang terjadi di Filipina karena kegagalan dalam mencegah penularan virus corona, kemudian berlanjutnya kebijakan lockdown.
Baca Juga: Diumumkan Hari Ini, Indonesia akan Masuk Jurang Resesi?
Selain itu, ketidakseimbangan dukungan kebijakan membuat Filipina juga diprediksi mengalami pemulihan paling lambat di kawasan Asia Tenggara.
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menerapkan kebijakan lockdown yang sangat ketat, memaksa bisnis dan transportasi umum berhenti beroperasi selama periode Maret hingga Mei 2020.
Kebijakan itu diambil karena lonjakan kasus positif virus corona membuat pemerintah Filipina kembali menerapkan lockdown di ibu kota Manila dan sekitarnya.
Angka pengangguran yang mencapai rekor tertinggi dan merosotnya jumlah uang yang dikirim oleh pekerja Filipina di luar negeri menekan konsumsi dalam negeri.
Baca Juga: Indonesia Menyongsong Resesi
Padahal, konsumsi dalam negeri menyumbang dua pertiga dari produk domestik bruto (PDB) Filipina.
Adapun dari sisi ekspor, Filipina anjlok dua digit sepanjang Maret sampai Juni 2020 sebagai akibat dari kebijakan lockdown yang mengganggu produksi dan rantai pasok.
"Ini kemungkinan akan menjadi kontraksi ekonomi terburuk di kawasan (Asia Tenggara) dan harus dijadikan sebagai alarm peringatan bagi otoritas fiskal,"
kata Euben Parascuelles, ekonom di Nomura Holdings Plc.
"Bahwa paket stimulus harus segera diimplementasikan dengan skala yang lebih besar, sebagai perbandingan dengan negara-negara lain."
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV