Kisah Karya Raden Saleh Penangkapan Pangeran Diponegoro, Target Curian di Film, Sempat Tak Terawat
Memoar | 20 Agustus 2022, 07:10 WIBMelansir dari laman Kemdikbud, lukisan ini menggambarkan peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Belanda yang menandai berakhirnya perlawanan Diponegoro pada tahun 1830. Sang Pangeran dibujuk untuk hadir di Magelang membicarakan kemungkinan gencatan senjata, namun kenyataannya Pangeran Diponegoro dan pengikutnya ditangkap lalu diasingkan.
Baca Juga: Mengenang Kisah Penangkapan Diponegoro dalam Lukisan Raden Saleh yang Masyhur
Lukisan Aliran Romantisisme
Raden Saleh melukis Penangkapan Pangeran Diponegoro di permukaan kanvas menggunakan cat minyak dengan gaya romantisisme.
Rupanya, Raden Saleh mendapat pengaruh aliran romantisisme karena pernah tinggal selama beberapa tahun di Perancis. Salah satu tokoh penting dalam aliran romantisisme Perancis ialah Ferdinand Victor Eugene Delacroix (1798-1863).
Akan tetapi, menurut Kraus, pelukis favorit atau paling disukai oleh Raden Saleh ialah Emile Jean Horace Vernet (1789-1863).
"Dia sangat menyukai Vernet dan kadang terpengaruh gayanya. Setidaknya ada satu lukisan Raden Saleh yang merupakan sebuah 'quote by Horace Vernet'. Dia tidak menjiplak. Dia melukis dengan caranya sendiri, tapi kalau Anda melihat lukisannya Anda akan tahu bahwa dia pernah melihat lukisan Vernet dan terinspirasi," kata Kraus dilansir dari artikel Antara berjudul Warisan Raden Saleh Sang Pembaru pada 13 Desember 2012.
Baca Juga: Sebelum Nonton Film ‘Mencuri Raden Saleh’, Mari Mengenal Raden Saleh sang Maestro Lukis
Sempat Tak Terawat
Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro sempat diabaikan di tempat penyimpanan dan nyaris rusak.
"Ini salah satu lukisan terpenting dalam sejarah Indonesia, dan mereka (pemerintah Indonesia -red) sama sekali tak peduli," jelas Kraus.
Saat mencari dokumen di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Kraus juga mengaku tak menemukan satu pun dokumen tentang Raden Saleh. Menurutnya, pemerintah Indonesia kurang memperhatikan perawatan dokumen-dokumen dan karya-karya Raden Saleh di Indonesia.
Padahal, Kraus dapat menemukan berbagai dokumen tentang Raden Saleh di Jerman dan Belanda.
Pada tahun 1975, Kerajaan Belanda menyerahkan lukisan tersebut kepada Indonesia bersamaan dengan realisasi perjanjian kebudayaan antara Indonesia-Belanda pada 1969.
Pada tahun 2013 ahli restorasi dari Jerman bernama Susanne Erhards merestorasi pernis lukisan tersebut dengan dukungan Yayasan Arsari Djojohadikusumo dan Goethe Institute Indonesia.
Pada tanggal 27 September 2013 dilakukan serah terima hasil restorasi lukisan Raden Saleh oleh Yayasan Arsari Djojohadikusumo kepada Sekretariat Negara.
Setahun berikutnya, yakni pada Desember 2014, lukisan ini dipindahkan dari Istana Merdeka ke Istana Kepresidenan Yogyakarta dan menjadi salah satu koleksi Museum Istana Kepresidenan Yogyakarta.
Baca Juga: Ditampilkan di Istana Merdeka saat HUT RI ke-77, Naskah Asli Proklamasi Ternyata Pernah Dibuang
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV/Kemdikbud/Antara