> >

Kenali Tanda dan Penyebab Disabilitas Intelektual pada Anak

Tips, trik, dan tutorial | 20 Desember 2021, 16:45 WIB
Ilustrasi. Disabilitas intelektual (ID), pernah disebut keterbelakangan mental, ditandai dengan kecerdasan atau kemampuan mental di bawah rata-rata dan kurangnya keterampilan. (Sumber: pixabay.com)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Disabilitas intelektual (ID), pernah disebut keterbelakangan mental, ditandai dengan kecerdasan atau kemampuan mental di bawah rata-rata dan kurangnya keterampilan.

Orang dengan disabilitas intelektual dapat mempelajari keterampilan baru, tetapi mereka mempelajarinya lebih lambat.

Ada berbagai tingkat disabilitas intelektual, dari ringan hingga berat. Istilah "keterbelakangan mental" tidak lagi digunakan, karena menyinggung dan memiliki nada negatif.

Dilansir WebMD, seseorang dengan disabilitas intelektual memiliki keterbatasan dalam dua bidang, yakni fungsi intelektual dan perilaku adaptif.

Baca Juga: Belajar Tentang Kesehatan Mental Lewat Podcast Anyaman Jiwa

Fungsi intelektual juga dikenal sebagai IQ, ini mengacu pada kemampuan seseorang untuk belajar, bernalar, membuat keputusan, dan memecahkan masalah.

IQ rata-rata adalah 100. Mayoritas orang memiliki IQ antara 85 hingga 115. Seseorang dianggap disabilitas intelektual jika memiliki IQ kurang dari 70 hingga 75.

Sedangkan perilaku adaptif adalah keterampilan yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari, seperti berkomunikasi secara efektif, berinteraksi dengan orang lain, dan menjaga diri sendiri.

Untuk mengukur perilaku adaptif anak, seorang spesialis akan mengamati keterampilan anak dan membandingkannya dengan anak-anak lain pada usia yang sama.

“Hal-hal yang dapat diamati meliputi seberapa baik anak dapat memberi makan atau berpakaian sendiri; seberapa baik anak mampu berkomunikasi dengan dan memahami orang lain; dan bagaimana anak berinteraksi dengan keluarga, teman, dan anak-anak lain yang seusia,” demikian tertulis dalam artikel tersebut.

Sekitar 1 persen orang mengalami disabilitas intelektual. Sekitar 85 persen di antaranya disabilitas intelektual ringan. Ini berarti mereka hanya sedikit lebih lambat dari rata-rata untuk mempelajari informasi atau keterampilan baru.

Tanda disabilitas intelektual pada anak

Ada banyak tanda-tanda yang berbeda dari disabilitas intelektual pada anak-anak. Tanda-tanda mungkin muncul selama masa bayi, atau mungkin tidak terlihat sampai seorang anak mencapai usia sekolah.

Seringkali tergantung pada tingkat keparahan disabilitas. Beberapa tanda yang paling umum dari disabilitas intelektual adalah:

- Berguling, duduk, merangkak, atau berjalan terlambat

- Berbicara terlambat atau mengalami kesulitan berbicara

- Lambat untuk menguasai hal-hal seperti latihan toilet, berpakaian, dan makan sendiri

- Kesulitan mengingat sesuatu

- Ketidakmampuan untuk menghubungkan tindakan dengan konsekuensi

- Masalah perilaku seperti tantrum yang meledak-ledak

- Kesulitan dengan pemecahan masalah atau pemikiran logis

Pada anak-anak dengan cacat intelektual yang parah atau berat, mungkin ada masalah kesehatan lainnya juga.

Masalah-masalah ini mungkin termasuk kejang, gangguan mood (kecemasan, autisme, dll), gangguan keterampilan motorik, masalah penglihatan, atau masalah pendengaran.

Penyebab disabilitas intelektual

Kapan saja sesuatu mengganggu perkembangan otak normal, kecacatan intelektual dapat terjadi.

Namun, penyebab paling umum dari kecacatan intelektual adalah:

Kondisi genetik. Ini termasuk hal-hal seperti sindrom Down dan sindrom X rapuh.

Masalah selama kehamilan. Hal-hal yang dapat mengganggu perkembangan otak janin antara lain penggunaan alkohol atau narkoba, malnutrisi, infeksi tertentu, atau preeklamsia.

Masalah saat melahirkan. Cacat intelektual dapat terjadi jika bayi kekurangan oksigen saat melahirkan atau lahir sangat prematur.

Baca Juga: Orang Tua Kurang Berhubungan Intim Dapat Pengaruhi Kesehatan Mental Anak

Penyakit atau cedera. Infeksi seperti meningitis, batuk rejan, atau campak dapat menyebabkan cacat intelektual. Cedera kepala parah, hampir tenggelam, malnutrisi ekstrem, infeksi di otak, paparan zat beracun seperti timbal, dan pengabaian atau penyalahgunaan yang parah juga dapat menyebabkannya.

Pada dua pertiga dari semua anak yang memiliki disabilitas intelektual, penyebabnya tidak diketahui.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU