Tingkat Kecemasan dan Depresi pada Perempuan Naik Selama Pandemi, Apa Ada Efek Jangka Panjangnya?
Tips, trik, dan tutorial | 12 Oktober 2021, 11:37 WIBNia juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa perbedaan terkait tingkat kecemasan yang dialami perempuan yang masih lajang dengan perempuan yang sudah berkeluarga.
Menurutnya, peremuan yang sudah berkeluarga memiliki tuntutan yang lebih besar karena urusan rumah tangga dan anak-anak, apabila sudah memiliki anak.
“Ada, perempuan single cenderung pelarian kecemasannya melihat dan bermain di media sosial, game online, dan lain-lain,” jelas Nia.
“Yang berkeluarga tuntutan keluarga semakin besar karena disibukkan dengan urusan rumah tangga, anak-anak yang juga belajar daring, atau urusan pekerjaan. Kondisi ini memicu stres dan gangguan psikologis,” sambungnya.
Melihat dampak dan efek jangka panjang yang cukup serius dari kecemasan dan depresi di era pandemi Covid-19, Ine (sapaan akrabnya) memberikan pesan kepada para perempuan yang tengah berjuang menghadapi kondisi mental.
“Kondisi pandemi ini selayaknya kita membangun mindset berpikir menguatkan pondasi, pertama iman kepada Tuhan, bahwa pandemi ini datangnya dari Tuhan,” kata ibu dari tiga orang putri ini.
Baca Juga: 5 Aktifitas Ini Dapat Mengatasi Rasa Cemas dan Khawatir Berlebihan
Dia juga mengimbau untuk menguatkan dukungan keluarga untuk saling mengerti di tengah situasi yang sulit.
“Menguatkan kembali dukungan keluarga untuk saling menguatkan satu sama lain.”
Tak hanya itu, disiplin diri termasuk soal aturan penggunaan gadget dan internet juga perlu dilakukan. Sebab, menerima informasi yang terlalu banyak dari internet juga memicu stres.
“Mendisiplinkan diri dan keluarga untuk membuat aturan dalam menggunakan gadget dan internet secara tepat dan berkualitas,” tandasnya.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV