> >

Tips Mengurangi Stres di Masa WFH dengan Berbagi Peran Domestik

Tips, trik, dan tutorial | 21 Juli 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi Perempuan Work From Home di atas tempat tidur. (Sumber: Shutterstock)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga 25 Juli 2021 dari seharusnya berakhir Selasa (20/7/2021).

Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), semalam. Perpanjangan PPKM Darurat tersebut dilakukan untuk menurunkan angka penularan Covid-19.

“Namun kita selalu memantau, memahami dinamika di lapangan, dan mendengar suara-suara masyarakat terdampak PPKM,” kata Jokowi, Selasa (20/7).

“Karena itu, jika tren kasus terus mengalami penurunan, maka tanggal 26 Juli 2021, pemerintah akan melakukan pembukaan bertahap,” tambahnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi: Alhamdulillah, PPKM Darurat Turunkan Tingkat Keterisian Tempat Tidur Rumah Sakit

Dengan perpanjangan PPKM Darurat itu, work from home (WFH) pada sektor pekerjaan non-esensial dan kritikal pun menyusul diperpanjang.

Seluruh pekerjaan akan dikerjakan di rumah, yang tidak jarang akan bercampur dengan pekerjaan domestik.

Kendati begitu, agar WFH tak berdampak pada kesehatan mental atau memperburuk relasi keluarga, baiknya diterapkan pembagian peran domestik.   

Selain mempermudah pekerjaan, pembagian peran domestik antara laki-laki dan perempuan punya banyak manfaat.

Diantaranya, mengurangi tingkat stress, memperbaiki komunikasi dalam rumah tangga, memberikan contoh yang baik kepada anak, dan hemat waktu.

Melansir dari yayasanpulih.org, berikut 3 hal perlu diperhatikan dalam hal berbagi kerjaan rumah terutama di masa WFH?

1. Mengatur Waktu

Mengerjakan tugas kantor di rumah dibutuhkan kebijaksanaan dalam mengatur waktu agar berjalan dengan efektif.

Maka dari itu Anda harus menjadwalkan kapan waktunya untuk bekerja dan kapan waktunya menyelesaikan urusan domestik dan bersama dengan keluarga.

Misalnya, sebelum menyentuh pekerjaan kantor, dimulai dengan melakukan pekerjaan rumah, seperti membersihkan rumah, menyiapkan sarapan, mengkoneksikan jaringan internet untuk keperluan sekolah anak melalui gadget, dan sebagainya.

2. Membuat jadwal pekerjaan

Untuk memastikan semuanya berjalan sesuai rencana maka tidak ada salahnya membuat catatan kecil untuk membantu mengingatkan.

Apalagi bila dalam sebuah keluarga menggunakan mekanisme melakukan pekerjaan secara bergilir, maka mencatat penjadwalan menjadi sangat penting untuk mengingatkan tugasnya masing-masing.

3. Diperlukan kesadaran dan komitmen

Diperlukan kesadaran dan komitmen dari semua anggota keluarga untuk melancarkan berbagi peran domestik. Keluarga yang saling dukung dan bekerja sama, akan dapat menjaga kehangatan dan keharmonisannya.

Mengingat umumnya masyarakat hidup di lingkungan yang masih menerapkan norma gender tradisional, di mana pekerjaan domesttik semata bagian satu pihak, maka membangun keluarga yang berbagi beban pekerjaan rumah tangga tentu membutuhkan waktu. Tetapi bukan berarti tidak bisa dilakukan.

Bahkan situasi yang tidak pasti dapat Anda jadikan momen untuk saling dukung dan membangun kekompakan keluarga. Menjadi role model keluarga yang menerapkan keadilan gender.

Baca Juga: Tekanan Kerja saat WFH Bisa Picu Burnout Syndrom, Apa itu dan Bagaimana Mengatasinya?

Penulis : Hedi Basri Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV/yaysanpulih.org


TERBARU