> >

Ketika KH Ahmad Dahlan Mengundang Tokoh Komunis untuk Bertukar Pikiran

Oase pagi | 5 April 2021, 05:00 WIB
Sekolah Muhammadiyah zaman dulu (Sumber: Biografiku.com)


JAKARTA, KOMPAS.TV- Pertentangan ideologi di masa lalu begitu keras, namun hubungan antar pribadi begitu hangat. Salah satu kisah kehangatan tokoh yang berbeda ideologi namun bisa saling bertukar pikiran adalah pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dan tokoh komunis Semaun dan Darsono.

Dikutip dari laman muhammadiyah.or.id, dalam buku  "KH. Ahmad Dahlan Si Penyantun (2018)" karya Imron Mustofa, dituliskan bagi KH. Ahmad Dahlan tak seorang pun boleh merasa puas diri. Ilmu bisa datang dari mana saja. Itu pula yang jadi alasannya  mengundang tokoh komunis untuk memberikan pendidikan politik pada murid-muridnya di Muhammadiyah.


KH. Ahmad Dahlan mengundang aktivis dari Indische Sociaal Democratische Vereniging (ISDV) antara lain Ir. A. Baars, Darsono dan Semaun yang kemudian dikenal sebagai tokoh Partai Komunis Indonesia. Disebutkan, Kyai  Dahlan mengundang mereka ke Kauman,  markas Muhammadiyah di Yogyakarta.

Baca Juga: AHY Dapat 4 Pesan dari Ketua Umum PP Muhammadiyah

Ternyata, alasan dibalik   mengundang aktivis komunis tak lain untuk memperkuat pemaknaan keadilan sosial dalam Islam. Sebagaimana banyak diketahui, bahwa gagasan utama komunisme adalah perjuangan sosial. Dari sinilah tampaknya KH. Ahmad Dahlan ingin mempelajari perspektif lain mengenai misi sosial bagi umat. 


"Perspektif alternatif itu sangat berguna untuk mendalami makna surat al-Ma’un. Di dalam surat Al-Ma’un, KH. Ahmad Dahlan mendefinisikan orang-orang miskin bukan hanya pada soal ketiadaan harta, tapi pada ‘posisi ketidakberdayaan’. Pemahaman inilah yang di kemudian hari membuat Kiai Dahlan menggarap dakwah Islam di berbagai bidang dari sosial, pendidikan dan kesehatan," demikian catatan dalam buku tersebut.

Pertemuan KH. Ahmad Dahlan dan tokoh komunis juga direkam oleh H.M. Sudja’ dalam buku "Cerita Tentang Kiai Haji Ahmad Dahlan" yang diterbitkan pada 2018. H.M. Sudja adalah murid KH. Ahmad Dahlan, lebih dikenal dengan sapaan Kiai Sudja’.

Baca Juga: Kapolri dan Panglima TNI Beri Pesan Khusus Pada Tanwir 1 Pemuda Muhammadiyah

Dalam pertemuan dengan para tokoh Muhammadiyah, Darsono mengecam pemerintah Hindia-Belanda. Darsono menyebut pemerintah Hindia-Belanda sebagai kapitalis dan imperialis yang menindas dan merampas kesejahteraan rakyat. 

Senada dengan Darsono, Semaun lebih banyak bicara mengenai ketimpangan antara si kaya dan si miskin. Setelah Darsono dan Semaun selesai pidato. Pimpinan pertemuan mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi pidato Darsono dan Semaun.

Dalam catatan Kyai Sudja' dampak dari mengundang tokoh komunis ini, adalah permintaan berhenti sebagai anggota Muhammadiyah oleh beberapa priyayi pamong praja.

Sedangkan dampak positifnya  semangat pada mubaligh Muhammadiyah untuk berdakwah. Menurut para mubaligh, jika komunisme saja bisa mempengaruhi banyak orang, mengapa ajaran Islam yang menjunjung keadilan dan kesetaraan tak bisa?
 

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU