Lama Tak Berhubungan Seks, Ini Konsekuensinya
Lifestyle | 27 Juni 2020, 14:58 WIBKOMPAS.TV - Hubungan seks menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan suami istri. Pasalnya, dari hubungan tersebut, keintiman pasutri bisa tetap terjaga.
Namun, keintiman yang berkurang ternyata juga memberikan konsekuensi yang tak terduga.
Baca Juga: Dinar Candy Akui Bapaknya Langsung Sakit Lihat Pertama Kali Dirinya Berpose Seksi
Ternyata tak adanya hubungan seks atau sentuhan yang intim mampu berdampak pada mentalitas.
Mampu memberikan perasaan yang lebih daripada sekadar frustasi. Beberapa hal pun bisa menghambat kebutuhkan seseorang melakukan hubungan seks.
Baca Juga: Megan Fox Pakai Baju Anaknya Jadi Crop Top, Netizen: Seksinya Paripurna
Tiga terapis seks dan psikolog menjelaskan konsekuensi yang mereka lihat pada orang yang tidak melakukan aktivitas seksual untuk jangka waktu lama, seperti dilansir Kompas.com dari Insider.
Menjadi Kurang Sehat
Menurut Psikolog dan co-director di Modern Sex Therapy Institutes Dr Rachel Needle, berhubungan seks dapat membawa manfaat positif bagi kesehatan fisik dan mental seseorang.
Seks membantu kita tidur lebih baik, mengurangi rasa sakit, menurunkan stres, mengurangi kecemasan dan depresi, serta banyak lagi.
Needle mengatakan, manfaat ini sangat penting sehingga orang yang tidak bisa berhubungan seks bisa tetap bermasturbasi dan mengalami orgasme.
“Orgasme melepaskan endorfin yang membantu mengurangi stres, setidaknya untuk sementara, dan mengarah pada perasaan positif yang membuat kita lebih bahagia,” kata Needle.
“Bahkan, jika kita tidak berhubungan seks dengan pasangan, temukan cara untuk tetap mengalami orgasme agar memperoleh manfaat kesehatan,” katanya.
Puasa Seks Memacu Perasaan Haus Akan Sentuhan
Berhubungan seks memiliki banyak manfaat kesehatan. Dengan demikian, jika kita tidak dapat melakukannya, ada konsekuensi yang akan dihadapi.
Mereka yang berbulan-bulan tidak merasakan keintiman fisik akan mengalami haus sentuhan, yang bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan peningkatan tingkat depresi serta kecemasan.
"Ketika mereka yang ingin berhubungan seks mengalami kurangnya keintiman seksual, akan terjadi efek yang merusak kesehatan mental, emosional, dan fisik yang mengakibatkan berbagai gejala, perasaan terisolasi, rasa tidak aman, dan harga diri rendah" tutur psikoterapis dan terapis seks di NYC, Dr Dulcinea Pitagora.
Sulit Menemukan Kembali Kehidupan Seks Pasca-Karantina
Menurut Pitagora, beberapa orang yang sulit berubah bisa kesulitan menemukan kembali seks setelah lama tidak berhubungan seks, entah itu disebabkan oleh karantina atau hal lain.
“Saya menggunakan kata 'menemukan kembali', bukan 'kembali menuju' karena bisa saja tidak ada kehidupan seks yang sama seperti masa sebelum karantina,” kata Pitagora.
“Mereka dapat mengalami pertumbuhan dan pencarian jati diri, dan lewat introspeksi, mereka menemukan cara berpikir baru tentang seksualitas mereka, dengan siapa mereka ingin berhubungan seks dan bagaimana caranya,” lanjutnya
Membayangkan bagaimana kehidupan seks setelah karantina terasa mengerikan. Namun, Pitagora menyebut hal itu bisa menjadi kesempatan bagi seseorang untuk berpikir kritis tentang keinginan dan hasrat seksual mereka.
“Saya katakan, orang bisa mengalami semacam euforia ketika masalah diatasi, dan mereka punya kesempatan untuk mengeksplorasi seksualitas dengan cara yang mungkin telah mereka lakukan sebelumnya,” ujarnya.
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV