Menteri Kebudayaan Fadli Zon Bantah Gagalnya Pameran Seniman Yos Suprapto karena Diberedel
Seni budaya | 24 Desember 2024, 07:12 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Seniman Yos Suprapto memutuskan menurunkan lukisan-lukisannya dari Galeri Nasional setelah tidak menemui kesepakatan dengan kurator dan pihak museum. Senin (23/12/2024) petang, Yos menurunkan tujuh lukisan terlebih dahulu.
"Ini semuanya akan turun, tapi karena mobil boksnya kecil, kita hanya bisa mengambil apa yang bisa kita ambil," kata Yos Suprapto di Galeri Nasional Indonesia, Gambir, Jakarta Pusat.
Sebelumnya, Pameran Tunggal Yos Suprapto bertajuk “Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan” dijadwalkan berlangsung selama satu bulan pada 19 Desember 2024-19 Januari 2025.
Baca Juga: Dalang Kondang Asal Sukoharjo Ki Warseno "Slenk" Tutup Usia, Dimakamkan di Klaten
Namun, baru sehari dibuka, Galeri Nasional justru mengumumkan penundaan pameran ini karena persoalan kurasi.
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon mengatakan, tidak ada penutupan paksa Pameran Tunggal Yus Suprapto di Galeri Nasional.
"Tidak ada pembungkaman, tidak ada beredel. Kita ini mendukung kebebasan ekspresi," ujar Fadli Zon saat ditemui media dalam pembukaan pameran 130 Tahun Pithecanthropus Erectus di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2024) malam mengutip Kompas.com.
Fadli Zon mengungkapkan alasan penundaan Pameran Tunggal Yus Suprapto adalah ketidaksesuaian tema dengan lukisan yang dipamerkan. Seniman, Yos Suprapto, disebut memasang sendiri lukisan di pamerannya yang sebenarnya tidak disetujui oleh kurator.
"Beberapa lukisan itu, saya kira, menurut kurator tidak pas, tidak tepat dengan tema," kata dia.
"Ada tema yang mungkin motifnya politik, bahkan mungkin makian terhadap seseorang. Kemudian, ada juga yang telanjang, itu tidak pantas. Telanjang dengan memakai topi yang mempunyai identitas budaya tertentu," lanjut Fadli Zon.
Penggambaran obyek bertopi raja jawa atau raja Mataram, kata Fadli Zon, bisa memicu ketersinggungan dan masuk kategori SARA.
Baca Juga: Mengenang Sejarah Pertukangan, Bentara Budaya Yogyakarta Gelar Pameran BLANDONG
"Di dalam pameran itu, yang berkuasa sebenarnya kurator. Nah, kurator itu sudah bekerja sama dengan senimannya untuk memilih tema tentang kedaulatan pangan," kata Fadli Zon.
"Saya kira kita semua sangat mendukung kebebasan berekspresi, tetapi tentu kebebasan berekspresi jangan sampai melampaui batas kebebasan orang lain," pungkasnya.
Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV