Kasus Pembunuhan dan Rudapaksa Nia Kurnia Sari, Penjual Gorengan di Padang, Dijadikan Film
Film | 8 November 2024, 23:35 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kasus rudapaksa dan pembunuhan Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan di Padang Pariaman, Sumatera Barat, akan diangkat ke layar lebar dengan menggandeng ternama sutradara Aditya Gumay.
Pihak keluarga Nia angkat bicara terkait ini. Ratu, perwakilan keluarga mengatakan, sejumlah kru belakang layar sudah lebih dulu berkunjung ke keluarga Nia di Padang Pariaman.
“Iya sudah tau (akan difilmkan),” kata Ratu, salah satu perwakilan keluarga usai diundang dalam acara TV saat ditemui di kawasan Tandean, Rabu (6/11/2024), mengutip Grid.ID.
Baca Juga: Daftar Lengkap Nominasi Festival Film Wartawan Indonesia
“Kami sudah beri izin dan support, memberi kebebasan angkat cerita ini, pihak sutradaranya Aditya Gumay,” kata Ratu.
Namun pihak keluarga belum bercerita akan bagaimana kisah tragis Nia Kurnia Sari ini akan diangkat.
Namun Ratu menegaskan kalau keluarga berharap jika Nia bisa menjadi teladan bagi anak-anak muda untuk mau bekerja keras demi meraih cita-cita dan menyejahterakan keluarga.
“Harapan besar difilmkan ini bukan untuk kenang tragedi, tapi sosok motivasi di zaman milenial,” kata Ratu.
“Anak tanpa gengsi berkorban untuk keluarga wujudkan cita-cita adik dan keluarga,” katanya.
Kasus pembunuhan Nia Kurnia Sari sampai saat ini masih menghebohkan serta menuai empati publik. Gadis 18 tahun itu dibunuh oleh tersangka Indra alias In Dragon alias IS dengan cara dibekap dan dirudapaksa lebih dulu.
Jenazah Nia dikubur di sebuah kebun sepi sampai akhirnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Kronologi pembunuhan Nia Kurnia Sari terungkap lewat rekonstruksi yang digelar Polres Padang Pariaman, Senin (7/10/2024) lalu.
Dalam rekonstruksi ini, Indra melakukan 79 adegan.
Baca Juga: Quote Pidi Baiq Berjudul "Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu" Diangkat Menjadi Film Layar Lebar
IS memperagakan proses pembunuhan dan rudapaksa terhadap korban di 8 lokasi berbeda. Awalnya rekonstruksi pembunuhan berdasarkan keterangan IS hanya akan memperagakan 66 adegan.
Namun, dalam proses rekonstruksi bertambah menjadi 79 adegan.
Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV