> >

HUT ke-57 ASEAN, Kemenko Perekonomian RI dan WBI Foundation Persembahkan Batik Kolaborasi

Seni budaya | 28 Agustus 2024, 16:00 WIB
Kemenko Perekonomian dan WBI Foundation persembahkan Batik Kolaborasi dari Indonesia untuk ASEAN dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-57 ASEAN. (Sumber: Istimewa)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI dan Warisan Budaya Indonesia (WBI) Foundation mempersembahkan "Batik Kolaborasi dari Indonesia untuk ASEAN" dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-57 ASEAN.

Seperti diketahui, HUT ke-57 ASEAN jatuh pada 8 Agustus 2024 dengan tema  'Komunitas yang Terhubung & Tangguh',

Batik kolaborasi ini dihadirkan dalam acara “A Tribute from Indonesia to ASEAN”, yang diselenggarakan Warisan Budaya Indonesia Foundation di The Dharmawangsa Selasa, (27/8/2024).

Baca Juga: Saat 10 Negara ASEAN Kirim Anak Mudanya Belajar Inovasi Ekonomi Digital di China

Acara ini mengundang perwakilan-perwakilan dari negaranegara sahabat untuk melihat lebih dekat keindahan batik kolaborasi yang nantinya akan menghiasi Gedung Sekretariat ASEAN.

Batik kolaborasi dibuat secara khusus oleh perajin batik Indonesia sebagai simbol persatuan yang solid antar negara ASEAN.

Adapun batik kolaborasi tersebut terdiri dari Batik Lumbon Sewelas Nagari, Batik Udan Liris Sewelas Nagari serta Batik Sekar Jagad Sewelas Nagari.

Batik dibuat menggunakan motif batik klasik dan dipadukan dengan kekayaan flora yang ada di negara anggota ASEAN seperti bunga Melati dari Indonesia dan Filipina, bunga Hibiscus (kembang sepatu) dari Malaysia dan Timor Leste, bunga Lotus dari Vietnam, bunga Anggrek dari Singapura, bunga Ratchaphruek dari Thailand, bunga Padauk dari Myanmar, bunga Romduol dari Kamboja, bunga Simpor dari Brunei.

Masing-masing batik memiliki bentuk, warna dan keunikan yang berbeda satu sama lain, namun menyatu dalam harmonisasi yang indah. Motif batik yang dipilih untuk dijadikan Batik Asean sendiri memiliki makna filosofi yang indah.

Sekar Jagad Sewelas Nagari melambangkan keindahan keberagaman suku bangsa yang ada, khususnya di negaranegara ASEAN yang tetap memiliki kedekatan satu sama lain, karena adanya kemiripan dalam seni dan budayanya.

Udan Liris Sewelas Nagari, melambangkan doa dan harapan bersama di negara-negara ASEAN untuk kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.

Adapun motif Lumbon Sewelas Nagari, yang memiliki makna hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam semesta, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai sosial di masyarakat.

 

Pembatik senior Nur Cahyo yang merupakan penerus usaha batik turun temurun yang sudah dikenal di Pekalongan dipilih untuk mengerjakan batik kolaborasi ini.

Selain dikenal karena kehalusan motif-motif batiknya, Nur Cahyo juga memiliki kejelian memadukan warna dan motif batiknya sehingga terlihat sangat indah.

Dalam proses pewarnaannya Nur Cahyo terkadang juga menyeduh sendiri cacahan kayu dari pohon secang, mahoni, tingi, tegeran, jalawe, hingga jambal. Yang pada akhirnya menghasilkan warna-warna unik pada helai kain batiknya.

Pembatik lainnya yang juga dilibatkan dalam pembuatan batik kolaborasi ini adalah Azmi Alqamad Aqsa, seorang pembatik dari kalangan generasi muda, yang memiliki keinginan untuk mengajak generasinya masuk ke dalam industri batik.

Baca Juga: Indonesia Ajak China Terapkan ASEAN Way dalam Diplomasi, Salah Satunya Tak Boleh Intervensi

Selain batik kolaborasi ASEAN, acara WBI ini juga memberi ruang kepada disainer-disainer Indonesia yang banyak menggunakan kain wastra untuk mempromosikan karya-karyanya.

Disainer-disainer yang akan menggelar produknya adalah Didi Budiardjo, Carmanita, Mel Ahyar, Didiet Maulana, Nita Seno Adji, Wilsen Willim, Akhsan, Putro,h Wastra Chandra, Sarita, dan Parang Kencana.

Selain itu ada produk kerajinan lain yang menarik seperti aksesori tas dari Yukako dan Mariko, dan perhiasan dari EPA dan Ruang Jiwa.

Kesempatan ini sekaligus memberi peluang pada UMKM wastra Indonesia, karena lewat karya-karya para disaner, pengrajin bisa menyalurkan produk mereka dan mengembangkan berbagai teknik wastra agar selalu dapat mengikuti selera pasar. Apalagi jika bisa merambah pasar internasional.

 

Penulis : Dian Nita Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU